Mega Dwi Anggraeni

Kesulitan menghimpun mahasiswa untuk mengkritisi kampus sudah dirasakan oleh pers mahasiswa UPI sejak lama. Padahal, banyak kebijakan rektorat yang perlu dipertanyakan. Salah satunya adalah kasus cuti paksa untuk mahasiswa yang tidak bisa membayar kuliah.
Fachmi Maulana, Ketua Umum Unit Pers Mahasiswa UPI, berpandangan mahasiswa UPI sudah lama bersikap apatis terhadap isu-isu yang ada di kampus. Mereka baru akan tergerak jika ada isu yang menyangkut kepentingan pribadi bukan kepentingan umum.
“Kalau saya dengar dari alumni Isola Pos, gerakan mahasiswa yang benar-benar besar terjadi ketika ada kebijakan parkir berbayar di kampus. Setelah itu, tidak ada lagi gerakan-gerakan yang masif. Kalau sekarang ada demo, paling hanya datang 10 orang,” katanya kepada KabarKampus, Senin, (29/12/2014)
Ia menuturkan, mereka sendiri sudah beberapa kali menggelar diskusi yang bertujuan untuk menyadarkan mahasiswa dalam bersuara. Tahun 2013 lalu, Unit Pers Mahasiswa menggelar diskusi bersama ICW lantaran bertepatan dengan momen dugaan korupsi yang dilakukan oleh rektor. Namun, hasil diskusi tersebut masih belum berdampak, mahasiswa masih belum mau menyuarakan pendapatnya.
Tahun ini UPM UPI mencoba kembali untuk menggerakkan kesadaran mahasiswa dalam menyuarakan pendapatnya. Mereka menggelar acara nonton bareng film The Look of Silence (Senyap), di student center kampus UPI, Jalan Setiabudi, Bandung, Senin (29/12/2014).
Menurut Fachmi, pemutaran film Senyap adalah upaya lain yang dia lakukan supaya mahasiswa tidak takut lagi untuk menyuarakan pendapatnya di kampus.“Ini untuk menyemangati teman-teman lain. Sejauh ini kita selalu melihat dan mendengar pelanggaran HAM yang memiliki kaitan erat dengan pemerintahan. Tapi sebenarnya banyak pelanggaran HAM juga terjadi di kampus,” ujarnya.
Fachmi memberikan contoh kasus pelanggaran HAM yang terjadi di kampus adalah kasus cuti paksa yang dialami oleh ratusan mahasiswa UPI akibat tidak bisa membayar uang kuliah. Hal itu juga bertentangan dengan statment yang kerap diucapkan oleh rektor UPI, bahwa pihaknya tidak akan pernah memberhentikan pendidikan mahasiswa jika berkaitan dengan dana.
“Tapi hal itu bertentangan dengan kenyataan. Karena sampai saat ini masih banyak mahasiswa yang kena cuti paksa, beberapa bahkan di drop out lantaran tidak bisa membayar kuliah,” cetus mahasiswa Ilmu Komunikasi itu.
Dia berharap dengan memutar film Senyap, rekan-rekannya bisa lebih berani untuk berbicara dan menghidupkan kembali budaya menyuarakan pendapat yang saat ini sudah hilang di kampus.[]