More

    4 Perguruan Tinggi Kembali Ditunjuk Tangani Penelitian Biomedik

    Empat perguruan tinggi negeri ditunjuk teleti biomedik. Foto : ITS
    Empat perguruan tinggi negeri ditunjuk teleti biomedik. Foto : ITS

    JAKARTA, KabarKampus – Sebanyak empat Perguruan Tinggi Negeri kembali mendapat mandat dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk turut dalam penelitian bidang tekik biomedik di Indonesia. Keempat PTN tersebut adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS).

    Empat PTN tersebut menggarap penelitian mengenai Pencegahan Dini dan Pengobatan Penyakit Kardiovaskuler Sistem. Penelitian ini telah dilangsungkan sejak tahun 2013 lalu.

    Selain itu, Dikti juga meminta keempat PTN ini untuk mendirikan program pendidikan (prodi) Biomedik untuk jenjang S1. Hal ini dilakukan untuk menunjang penelitian yang akan dikerjakan oleh tim ini.

    - Advertisement -

    Dr. Tri Arief Sardjono ST MT, Ketua Jurusan Teknik Elektro (JTE) mengatakan, di ITS sendiri, prodi Teknik Biomedik ini akan didirikan di bawah Jurusan Teknik Elektro (JTE). Prodi ini hanya tinggal menunggu Surat Keputusan (SK) dari senat ITS untuk meresmikannya.

    Menurut Tri, penelitian yang diusung tim ini pun sudah berjalan semenjak 2013 lalu dengan didukung dana sebesar Rp 2 miliar dari pemerintah. Penelitian yang mereka garap adalah mengenai Pencegahan Dini dan Pengobatan Penyakit Kardiovaskuler Sistem.

    “Jadi kami lebih meneliti mengenai penyakit jantung dan pembuluh darah manusia,” terangnya.

    Tri menjelaskan, dalam melakukan penelitian ini, keempat perguruan tinggi ini juga dibagi menjadi dua bagian. UI dan UGM lebih meneliti dari segi ilmu pengetahuan alamnya, sementara ITS dan ITB dari segi teknisnya. Dari segi ilmu pengetahuan alam, yang diteliti adalah mengenai pencegahan dini, sedangkan dari segi teknis yang diteliti adalah pembuatan dan peletakan ring jantungnya.

    Tri melanjutkan, untuk tahun 2014, tim ini diberi dana khusus dan tugas khusus oleh Dikti yang juga bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Tugas khusus yang diberikan adalah merancang sebuah sistem guidence untuk membawa ring jantung tepat di daerah yang tersumbat.

    Menurutnya, hal ini dilakukan untuk menggantikan cara guidence lama yang masih menggunakan X-Ray yang ternyata radiasinya berbahaya bagi tubuh manusia. Ia menuturkan, saat itu cara guidence menggunakan X-Ray ini dinilai tidak adil bagi pasien oleh para ahli jantung.

    “Karena radiasi yang dihasilkan terlalu tinggi,” imbuhnya.

    Untuk itulah, Tim Penelitian Khusus Biomedik mulai meneliti cara lain, yaitu dengan memanfaatkan ultrasound yang dinilai lebih aman bagi tubuh pasien. “Dana yang diberikan untuk penelitian ini adalah sebesar Rp 750 juta,” tambah Tri.

    Perguruan tinggi penerima mandat ini pun tidak main-main dalam menerima tugas. Saat ini ITS dan ITB sudah mulai membuat prototype untuk sistem ini. Bahkan alat ultrasound juga sudah didatangkan untuk segera dilakukan penelitian lebih lanjut.

    Tahun 2015 mendatang, rencananya tim ini juga akan kembali didanai dengan nominal yang lebih besar, yaitu Rp 1 miliar. Dana ini diberikan untuk melakukan uji coba bagaimana pembuluh darah ini bisa dideteksi dengan menggunakan ultrasound.

    “Jika memang berhasil, maka ini adalah temuan pertama yang berhasil di Indonesia,” terangnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here