More

    Seniman Bandung Ramaikan Sewindu Aksi Kamisan

    Mega Dwi Anggraeni

    FOTO : Mega Dwi
    Teater Cassanova melakukan aksi teatrikal di depan Gedung Sate, Bandung, Kamis, (23/01/2014). Foto : Mega Dwi

    Ada yang berbeda dengan aksi kamisan yang menginjak waktu sewindu. Bila biasanya aksi kamisan hanya dilkukan oleh satu atau beberapa orang, kali ini aksi kamisan diramaikan oleh banyak seniman.

    Sejumlah seniman melakukan aksi teatrikal di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Kamis, (22/01/2014). Salah satunya adalah Teater Cassanova.

    - Advertisement -

    Dalam aksinya, empat orang seniman berperan sebagai binatang dan empat orang lainnya berperan sebagai orang-orang yang memiliki kekuasaan. Dengan semena-mena, para pemilik kekuasaan tersebut mengendarai orang-orang yang “dibinatangkan” tersebut.

    Mereka harus berjalan merangkak, sementara sang majikan duduk manis di atas punggung. Selain itu para seniman yang berperan sebagai binatang itu juga harus menerima, ketika para pemilik kekuasaan mengadu domba, membuat mereka berkelahi saling menerkam.

    Aksi yang dilakukan oleh Teater Cassanova adalah gambaran dari kehidupan yang sedang terjadi di Indonesia. Gambaran itu menceritakan bentuk penindasan.

    Teater Cassanova memulai eksistensinya sejak 2003 silam. Sejak kemunculannya, mereka sudah dekat dengan isu-isu nasional, pelanggaran HAM, politik, dan isu sosial lainnya. Mereka kerap melakukan teatrikal di jalanan dan kampus.

    “Kami mencoba untuk tetap konsisten dengan menggelar aksi teatrikal untuk menyampaikan pesan dari orang-orang yang tidak berani bersuara,” kata Muhammad Wail, salah satu anggota teater..

    Selain Teater Cassanova, aksi tatrikal juga dilakukan oleh Hate Perih Banget (HPB) dan Kelompok Anak Rakyat (Lokra) pun ikut bersuara lewat musik dan seni tari.

    Wanggie, pegiat Kamisan Bandung mengungkapkan, ia mengaku gembira karena banyak teman-teman seniman yang membantunya untuk memperingati Sewindu Kamisan. Bukan hanya itu, beberapa komunitas pun turut hadir dalam aksi Kamisan Bandung yang saat ini sudah menginjak minggu ke-82.

    Kesepian merupakan kata yang akrab bagi Wanggie. Selama mengawali perjalanannya melakukan aksi Kamisan, Wanggie kerap berdiri sendiri di depan Gedung Sate. Kalaupun ada yang menemani, hanya dua sampai lima orang saja.

    “Saya berharap dengan ini energinya bisa lebih terisi lagi dan teman-teman bisa ikut menghadiri Kamisan-Kamisan selanjutnya. Jadi tidak hanya datang ketika ada momen saja,” katanya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here