JAKARTA, KabarKampus – Untuk pertama kalinya Presiden Joko Widodo mengundang aktivis BEM dari berbagai kampus di Istana Negara, Jakarta, Senin, (18/05/2015). Jamuan tersebut dihadiri oleh sekitar 13 kampus dari berbagai daerah, salah satunya adalah BEM Universitas Indonesia.
Usai makan malam, para mahasiswa ini melakukan dialoq dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut. Satu persatu para ketua BEM menyampaikan pandangan serta tuntutan mereka kepada Presiden Joko Widodo, termasuk BEM UI yang menyampaikan tiga tuntutan kepada Presiden Jokowi.
Andi Aulia, Ketua BEM UI mengatakan, pertama mereka menuntut agar subsidi BBM dikembalikan dan mekanisme pasar dicabut, serta meminta presiden menentukan harga batas kenaikan BBM. Kedua mereka menutut Presiden Jokowi menjamin KPK tetap eksis. Dan Ketiga, mereka mengkritik revolusi mental, yang hanya diterapkan pada hanya peserta didik smp dan sma, namun tidak diterapkan pada pejabat publik seperti menteri dan sebagainya.
“Jadi semalam, mengerucut ke masalah kebijakan bahan bakar minyak dan agenda pemberatasan korupsi,” kata Andi kepada KabarKampus, Selasa, (19/05/2015).
Namun menurut Andi, karena waktu dialoq dengan presiden Jokowi dihabiskan dengan pemaparan mahasiswa dari setiap kampus, maka waktu Jokowi hanya sedikit. Dan ini membuat mereka tidak puas. Apalagi dalam pertemuan tersebut Jokowi hanya memaparkan yang sifatnya info saja.
“Jokowi menyampaikan mayoritas Blok Mahakam yang akan dikuasai negara. Itukan hanya sekedar info. Itulah yang kami kecewakan,” kata Andi.
Menurut Andi, yang mereka butuhkan mendengar langkah kongrit Jokowi dari masalah yang ada. Namun pada malam itu, kata Andi tuntutan mereka tidak kejawab dan bikin kami kecewa.
Selain BEM UI, pertemuan ini juga dihadiri oleh perwakilan BEM dari berbagai kampus yaitu, BEM ITB, UGM, Unpad, Unpar, Atma Jaya Jakarta, UPI Bandung, Tel-U, Trisakti, ITS, dan UIN Jakarta. Adapun jamuan makan malam dan dialog berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga 21.15 WIB.[]
