
Hartanto Ardi Saputra
YOGYAKARTA, Kabarkampus – Greenpeace, sebuah organisasi internasional di bidang lingkungan, menyelenggarakan Baru Baru Festival. Festival ini adalah upaya mendesak pemerintah agar meanfaatkan energi terbarukan alias non fosil. Festival akan digelar di areal Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) yang terletak di Pantai Baru, Bantul, 26-27 September 2015 mendatang.
“Kami memilih nama Buru Baru Fest untuk mendesak pemerintah agar buruan ganti dari energi fosil menjadi energi terbarukan,” ujar Rahma Sofiana, media office Greenpeace Indonesia, Kamis (17/09/2015).
Menurut Rahma, sudah seharusnya pemerintah memanfaatkan besarnya potensi Energi Terbarukan yang dimiliki Indonesia. “Kita memiliki Micro Hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energy surya 4,80 kWh/m2/hari, dan energi angin 3-6 m/detik,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pemilihan lokasi di Pantai Baru karena berdekatan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid. “PLTH merupakan percontohan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid yang memanfaatkan tenaga surya dan angin. Sehingga menjadi sarana edukasi penggunaan energi terbarukan,” ujar Rahma.
Festival ini akan menghadirkan sejumlah kegiatan antara lain, pelatihan pembuatan Solar Power Bank. Pelatihan ini diberikan agar masyarakat mandiri menerapkan energi terbarukan.
Hafiz Riza, pakar pembuatan solar power bank, mengatakan, pembuatan power bank ini merupakan langkah kecil yang dapat dilakukan masyarakat untuk secara mandiri menerapkan energi terbarukan.
“Peserta akan diajari merakit power bank dengan alat yang sederhana. Power bank ini bisa diisi dengan energy surya,” ujarnya.[]