JAKARTA, KabarKampus – Irvan Ramli penulis skenario film “Surat Dari Praha” membantah dianggap melakukan plagiasi terhadap kumpulan cerpen “Surat Dari Praha”. Ia menilai tema yang ia angkat dalam film “Surat Dari Praha” adalah domain publik milik semua orang.
“Yang pasti inikan domain publik. Ini cerita fakta sejarah yang semua orang punya. Film ini kami hasilkan dari proses riset selama tiga tahun. Mulai dari riset ketemu langsung pelaku sejarah,” kata Irvan Ramli kepada KabarKampus di Jakarta, Senin, (25/01/2016).
Ia menuturkan, kalau publik domain diakui sebagai hak milik personal, bagi mereka hal tersebut telah melukai sisi sejarah itu sendiri. Karena jika para pelaku sejarah ingin menuliskan sejarah mereka sendiri harus meminta izin kepada orang lain.
“Surat Dari Praha itu sangat umum sekali. Karena ceritanya mengenai surat dari Praha. Jadi kami pakai judulnya Surat Dari Praha,” ungkapnya.
Menurut Irvan, sebelumnya ia juga sudah bertemu dengan penulis kumpulan cerpen “Surat Dari Praha” untuk menjelaskan proses pembuatan film. Dalam pertemuan tersebut, ia menjelaskan apa yang mereka telah buat.
“Dalam pertemuan tersebut kami ingin menshare apa yang mereka buat,” kata Irvan.
“Sementara, untuk kesamaan judul “Surat Dari Praha”, menurut Irvan merupakan studi kasus yang menarik. Karena sebelumnya ada juga buku Tabularasa memiliki kesamaan dengan film Tabularasa.
“Itu ngga ada persoalan. Karena dua model yang berbeda. Karena isu judul itu bukan masuk kajian hak cipta,” jelas Irvan yang merupakan Sarjana Hukum ini.
Irvan mengaku saat ini posisi mereka ingin merangkul banyak pihak untuk mengungkap kisah kisah tahun 65. Karena mereka menemukan perpektif menarik, ternyata korban 65 bukan hanya dari komunis, namun juga kelompok yang Soekarnois, demokratis dan sebagainya.[]