Bagi penderita penyakit asam lambung jangan pernah takut menjalankan ibadah puasa. Karena, berpuasa justru membuat penyakit asam lambung atau disebut dengan GERD, akan membaik.
Hal ini diakui oleh Dr. Ari F. Syam, Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM dalam praktek sehari-hari pada minggu pertama, pasien sudah melaporkan keluhan maagnya membaik saat berpuasa. Beberapa alasannya adalah, karena makan menjadi teratur pada saat sahur dan berbuka, cemilan tidak sehat dan rokok yang dikonsumsi siang hari berkurang, dan pengendalian diri.
Hal ini dibuktikan lewat penelitian yang dilakukan peserta pendidikan dokter spesialis penyakit FKUI-RSCM terhadap pasien GERD yang berobat di Poli Gastroenterologi RSCM. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Radhiyatam Mardhiyah yang dibimbing oleh Dr. Ari F. Syam ini meneliti mengenai mengenai “Pengaruh puasa Ramadhan terhadap gejala klinis pasien penyakit GERD”.
Penelitian ini melibatkan 130 orang pasien GERD yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok pasien dengan GERD yang berpuasa Ramadan dan kelompok GERD tidak berpuasa Ramadan. Mayoritas subjek penelitian adalah laki-laki dan median usia di kedua kelompok adalah 53 tahun dan tidak melibatkan pasien wanita yang masih produktif.
Pasien yang menjadi subjek ini telah dilakukan endoskopi saluran cerna dan sebagian besar memang pasien dengan NERD yaitu suatu keadaan penyakit GERD yang tidak ditemukan luka pada klep antara kerongkongan dan lambung. Pada pasien yang menjadi subjek penelitian ini dilakukan pemeriksaan pada minggu ke-4 Ramadhan dan dibandingkan tiga bulan setelah Ramadan.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa pada kelompok pasien yang berpuasa Ramadhan terdapat perubahan nilai GERD-Q (suatu parameter untuk menilai ringan buruknya GERD). Sebanyak 55 pasien atau mencapai 85% mengalami perubahan yang cukup besar.
Hal ini kata Dr. Ari, dari beberapa analisa, ternyata jumlah asupan rokok pasien selama berpuasa Ramadhan berkurang dibandingkan saat tidak berpuasa. Selain itu, pengaruh selisih waktu antara makan terakhir dengan tidur tidak ditemukan pada kedua kelompok baik pada penderita GERD saat berpuasa dan saat tidak berpuasa.
Begitu pula tidak ada perbedaan antara selisih waktu antara makan terakhir dengan tidur pada kelompok puasa dan tidak puasa. Perbedaan perbaikan gejala klinis GERD ini lebih meyakinkan bahwa pasien dengan GERD tetap diperbolehkan untuk tetap berpuasa karena puasa Ramadhan akan memperbaiki gejala GERDnya.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan, pasien GERD yang menjalani puasa Ramadhan, keluhan asam lambungnya berkurang atau lebih ringan dibandingkan pada saat di luar puasa. Pasien GERD ini juga ternyata merasakan keluhan lebih ringan dibandingkan pasien GERD yang tidak berpuasa.
Hasil penelitian ini menjadi angin segar buat penderita GERD untuk tidak ragu-ragu lagi menjalankan ibadah puasa Ramadan. Nah bagi kamu yang mengalami maag, jangan takut berpuasa ya!