BANDUNG, KabarKampus – Hubungan kerjasama antara organisasi regional Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dengan pemerintah Republik Korea telah terjalin dengan sangat baik selama 25 tahun pada 2014. Meski demikian, belum banyak studi yang mendokumentasikan perjalanan kerjasama tersebut serta melihat prospek kedepannya.
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional (Prodi HI) Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) bekerjasama dengan Korean Institute of Southeast Asian Studies (KISEAS) menyelenggarakan konferensi internasional bertajuk “ASEAN-Korea Relations: 25 Years of Partnership and Friendship” di Sheo Hotel, Bandung, Selasa (19/07/2016).
Acara diawali dengan sambutan dari Dr. Pius Sugeng Prasetyo, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik Unpar dan Dr. Park Sa-Myung, Chairman of the Board of Trustees KISEAS serta pidato pembuka dari H.E. Rahmat Pramono, Duta Besar Indonesia untuk ASEAN dan Suh Jeong-in, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Korea untuk ASEAN.
Acara terbagi ke dalam dua sesi. Pada sesi pertama, Dr. Lee Jaehyon dari The Asian Institute of Policy Studies memaparkan bagaimana perjalanan kerjasama antara ASEAN-Korea dengan presentasinya yang berjudul “25 Years of ASEAN-Korea Relations and Beyond: From a Slow Start to a Solid Partnership”.
Ia memaparkan bagaimana perkembangan sejarah kerjasama ASEAN-Korea telah melalui tiga periode yakni periode awal (1989-2006), periode pembangunan (1997-2008), dan periode konsolidasi (2009-sekarang).
Selanjutnya, Dr. Lee Cheong Lyol dari Korea University at Sejong memaparkan kerjasama ekonomi antar kedua pihak. Volume perdagangan, foreign direct investment, dan pertukaran manusia telah berkembang secara cepat dan masif. Arus modal, teknologi, dan pembangunan Korea sangat dipengaruhi oleh tersedianya tenaga kerja murah dari ASEAN, yang memunculkan peluang bisnis di ASEAN.
Pembicara ketiga adalah Dr. Kim Hyung-Jun dari Kangwon National University yang membahas pertukaran sosial-budaya antara ASEAN dan Korea sejak 1970. Dinamika interaksi sosial-budaya antara Korea-ASEAN dilihat dari pertukaran masyarakat dalam hal pariwisata, tenaga kerja, pernikahan silang, dan sektor pendidikan. Meski demikian, hubungan keduanya dalam hal ini masih perlu didorong untuk menyeimbangkan pengaruh dari negara-negara ASEAN ke Korea, sehingga hal ini tidak hanya menguntungkan bagi salah satu pihak saja.
Pada sesi kedua membahas bagaimana hubungan bilateral antara Korea dengan dua negara anggota ASEAN yakni Indonesia dan Vietnam. Dr. Jeon Je Seong dari Chonbuk National University memaparkan presentasinya bertajuk “Korea-Indonesia Relations: A Golden Period and the Human Dimension”. Perkembangan kerjasama antara Indonesia dengan Korea terus diperluas dengan mencakup sektor politik, keamanan, ekonomi, sosial, budaya, dan masyarakat.
Human dimension menjadi satu hal yang di garisbawahi oleh Dr. Jeon dengan melihat bagaimana tingginya arus perpindahan manusia serta migrasi yang terjadi antar kedua negara sejak ledakan investasi Korea di tanah air pada 1980-an serta masuknya tenaga kerja terampil Indonesia ke Korea pada 1990-an.
Kerjasama di bidang ekonomi dapat terlihat dari kerjasama kedua negara dalam perencanaan dan pengimplementasian strategi pembangunan ekonomi Indonesia. Selain di bidang ekonomi yang juga didukung oleh arus migrasi, edukasi juga menjadi sektor yang penting demi terciptanya mutual understanding yang mendorong interaksi antar masyarakat (people-to-people interactions).
Presentasi terakhir dipaparkan oleh Dr. Yoon Dae-Yeong dari Sogang University yang memaparkan hubungan bilateral Korea dengan Vietnam dengan tajuk “From Enemy to Comrade”. Memulai hubungan diplomatik sejak tahun 1992, kedua negara telah menjalin kerjasama dengan baik dalam berbagai bidang dengan pengaruh kemiripan latar belakang budaya dan sejarah yang semakin mendorong hal tersebut.
Meski begitu, sebagai negara middle powers, keduanya masih memiliki ketergantungan dengan negara lainnya terkait kepentingan geo-politik. Korea-Vietnam dilihat sudah harus memperluas jangkauan kerjasama mereka di luar level bilateral dimana keduanya diasumsikan dapat memegang peran penting dalam mendorong kerjasama di wilayah Asia Timur.
Konferensi yang dihadiri para kalangan akademisi baik dosen maupun peneliti, serta mahasiswa ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru terkait hubungan kerjasama yang terjalin antara ASEAN-Korea.[]