DEPOK, KabarKampus – Sebelum resmi diangkat sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, berkesempatan untuk bertatap muka dengan mahasiswa Universitas Indonesia di Auditorium Djokosoetono, Depok, Selasa, (26/07/2016). Dalam kesempatan tersebut, Direktur Pelaksana Bank Dunia ini secara khusus membahas soal pemuda, yaitu “Peranan Pemuda Dalam Rangka Mensukseskan Pembangunan Berkelanjutan yang Inklusif”.
Menurut Sri Mulyani, pemuda adalah kunci keberhasilan pembangunan di Indonesia. Hal itu, karena, jumlah anak muda Indonesia saat ini sepertiga populasi jumlah penduduk.
Untuk memegang kunci keberhasilan tersebut, ada tantangan-tantangan global yang harus dihadapi yaitu melemahnya ekonomi perdagangan dunia, dan pelambatan struktural ekonomi Tiongkok. Selain itu rendahnya harga-harga komoditas, menurunnya aliran modal ke negara berkembang, meluasnya konflik terorisme, serta perubahan iklim global.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pemuda Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan ini. Pertama adalah pemuda indonesia harus menjadi bagian dunia yang berperan aktif.
“Jadilah bagian dunia yang berperan aktif,” ujar Sri dihadapan mahasiswa UI.
Selain itu menurut Sri, Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa, terutama dalam kaitannya sebagai bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Namun, potensi ini juga harus didukung oleh infrastruktur negara yang memadai, serta kualitas sumber daya manusia yang baik dan terbuka terhadap globalisasi. Oleh karena itu, ia merekomendasikan agar pemuda Indonesia tidak melupakan masyarakat tertinggal.
“Tunjukkanlah empati,” tambah Sri Mulyani yang menamatkan Ph.D. of Economics di University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A.
Rekomendasi ini lahir dari kekhawatiran Sri terhadap ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi di masyarakat. Indikator ketimpangan tersebut meningkat tajam dari 30% pada tahun 2003, ke tingkat 41% pada tahun 2014.
Ia menilai, sepertiga dari ketimpangan di Indonesia disebabkan oleh empat faktor, yaitu provinsi dimana seseorang lahir, apakah tempat lahir itu desa atau kota, apakah kepala rumah tangga perempuan, dan tingkat pendidikan orang tua.
Rekomendasi selanjutnya untuk pemuda Indonesia selanjutnya adalah agar para pemuda Indonesia dapar bertindak dengan dasar intergritas, jujur, adil, dan terus selalu belajar untuk menuntul ilmu dan kemampuan teknis.
“Karena belajar, pintar, dan menjadi sukses untuk diri itu sendiri itu mudah. Tetapi, untuk menjadi pintar dan sukses bersama-sama itulah yang sulit,” tambahnya.[]