BANDUNG, KabarKampus – Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus dan organisasi di Jawa Barat memperingati Hari Tani Nasional di depan Gedung Sate Bandung, Rabu, (21/09/2016). Mereka ikut bergabung bersama Koalisi Untuk Revolusi kebijakan Agraria (KuRKA) untuk mendesak terwujudnya keadilan dalam penguasaan tanah serta penggunaan dan pemanfaatan tanah dan sumber daya alam.
Aksi dimulai dengan longmarch dari Pusdai menuju Kejati Jawa Barat, dan berakhir di depan Gedung Sate Bandung. Mereka longmarch diiringi mobil truk besar sebagai panggung orasi. Adapun sejumlah organisasi yang ikut terlibat yaitu, HMI Cabang Bandung, PMII Cabang Bandung, Mahasiswa Unpad, Unit Kegiatan Studi Kemasyarakatan UPI, Forum Pemuda Pelajar Mahasiswa Garut, dan sebagainya
Muhammad Hairul Afif, aktivis HMI Bandung mengatakan, mereka terlibat dalam aksi ini bertepatan dengan momentum Hari Tani Nasional. Lewat aksi ini, mereka ingin persoalan agraria di Indonesia dapat terealisasikan.
“Petani mendapatkan hak atas tanah dan diberikan legalitas atas hukumnya. Sehingga ketahanan pangan bisa disuplai oleh petani di Indonesia,” kata Afif yang merupakan mahasiswa HI Unpas ini.
Selain itu Afif juga menginginkan agar pemerintah tidak membatasi kepemilikan tanah oleh koorporasi. Karena selama ini penguasaan tanah pertanian oleh koorporasi tidak dibatasi.
“Keberpihakan pemerintah terhadap petani harus jelas dan tegas kepada petani,” ungkap Afif.
Sementara itu Tedi Kurniadi, aktivis PMII cabang Bandung menambahkan, kondisi petani saat ini sangat tersingkirkan. Mereka tidak punya lahan untuk bertani.
“Ini yang membuat petani tidak bisa apa-apa. Apalagi mereka kebanyakan adalah lulusan SD,” ungkap Tedi yang juga kuliah di UIN Bandung.
Sementara dilain sisi, kata Afif, pemerintah justru memberikan lahan tersebut untuk investor. Bukan kepada petani.
“Oleh karena itu kami ingin pemerintah memberikan lahan kepada para petani,” ungkapnya.
Selain mahasiswa dari berbagai kampus, aksi ini diikuti oleh Serikat Petani Pasundan, Walhi Jawa Barat, LBH Bandung, Front Anti Fasis, Front API, dan sejumlah organisasi petani lainnya di Jawa Barat. Selama berlangsungny aksi diisi dengan orasi secara bergantian dan pertunjukkan kesenian dan musik.