JAKARTA, KabarKampus – Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa (UIN) menolak kebijakan larangan organisasi ekstra di dalam kampus UIN Jakarta. Mereka menilai kebijakan yang dikeluarkan Wakil Rektor III tersebut sebagai kebijakan yang menyeleneh dan tidak memakai logika.
“Ini yang kesekian kalinya ketidakjelasan birokrasi kampus khususnya yang dikeluarkan Yusron Rozak, Warek III UIN Jakarta diluar otak dan tidak memakai logika. Yusron Rozak menghilangkan eksistensi organisasi ekstra. Perlu diingat hingga sekarang besarnya kampus UIN Jakarta sekarang, karena kontribusi orang-orang yang aktif di organisasi ekstra,” ujar Muhammad Faqih, Koordinator Wilayah Koalisi UIN (KMU) Jakarta dalam pernyataannya kepada KabarKampus, Rabu, (14/09/2016).
Faqih menilai, ada tiga hal yang bisa menjadi catatan Yusron Rozak yang bisa membawa nilai positif dengan hadirnya organisasi ekstra. Pertama, menggantikan proses pembelajaran kampus yang bisa dihitung 30 %. Kedua, membawa nilai kritisisme dan peka terhadap lingkungan. Ketiga, organisasi ekstra adalah wadah bagi mahasiswa mengasa Soft Skill.
“Ketiga hal inilah yang membuat mahasiswa semakin cerdas. Itu artinya, kecerdasan mahasiswa ditanggung oleh organisasi ekstra,” ungkap Faqih yang merupakan mahasiswa Ushuluddin dan Filsafat UIN Jakarta ini.
Menurutnya, kebijakan pelarangan organisasi ekstra ada di dalam kampus, patut dicurigai ada misi yang diselipkan dalam program kerja Rektorat kedepannya. Program yang bisa berdampak pada pada kritisisme atau demonstrasi mahasiswa.
Hal senada disampaikan Nur Cholis Hasan, Korlap Koalisi Mahasiswa UIN. Ia melihat kebijakan yang dikeluarkan oleh Yusron Rozak adalah hal yang absurd ini dan diluar dugaan.
“Mestinya Yusron sadar bahwa timbulnya organisasi mahasiswa selain sebagai wadah, ia adalah motor penggerak,” ungkapnya.
Selain itu, Cholis juga menilai, Yusron seperti orang yang tak tahu diri. Ia diangkat sebagai Warek III oleh orang yang dulunya aktif di organisasi. Sekarang Yusron justru melarang.
“Pantas saja kerusakan moral dan etika mahasiswa terjadi. Ini disebabkan larangan tegaknya organisasi ekstra, yang salah satunya adalah kebijakan Warek III ini,” pungkasnya.
Oleh karena itu, Faqih dan Cholis yang mengatasnamakan Koalisi Mahasiswa UIN Jakarta, mengutuk keras kebijakan yang dikeluarkan Wakil Rektor III UIN Jakarta tersebut.[]