Menjelang akhir tahun, Bali akan serbu oleh wisatawan baik lokal dan macanegara. Jumlah ini diperkirakan lebih banyak dari biasanya karena memasuki musim liburan akhir tahun
Namun meski menawarkan keindahan alam, ada penyakit yang patut diwaspadai di Bali. Penyakit ini biasanya menyerang wisatawan asing. Mereka biasanya mengalami diare atau yang dikenal dengan Bali Belly.
Istilah Bali Belly sangat dikenal oleh dunia traveling internasional karena sering menyerang para turis mancanegara. Istilah ini ditulis sebagai peringatan penting dalam berbagai blog dan media kelas dunia untuk mereka yang akan menginjakkan kaki di Bali.
Selain diare, penderita juga mengalami muntah, sakit dan kejang perut. Kondisi ini disebut gastroenteritis yang ditandai dengan peradangan pada saluran pencernaan, seperti lambung dan usus halus. Bali Belly bisa menyerang siapa saja, termasuk anak kecil dan dewasa.
“Diare atau Bali Belly memang sering menyerang para turis asing di Bali. Penyakit ini erat kaitannya dengan kebersihan makanan yang dijual serta kesadaran turis terhadap kebersihan,” ujar dr. Stephanie Patricia, dari Medi-call Indonesia, startup yang baru saja merilis aplikasi on-call berbasis lokasi.
Menurutnya, hal ini karena di Bali, banyak juga penjaja makanan yang melayani konsumen dengan tangan. Padahal mereka baru saja memegang uang kertas yang mungkin kotor yang bisa memicu diare. Konsumen juga harus selalu mencuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas di toilet dan memegang uang.
“Gejala Bali Belly bisa diawali dengan demam dan keram, lalu kadang dilanjutkan dengan muntah dan diare. Keluhan diare bisa disertai atau tanpa darah dan nyeri perut hebat. Karena kekurangan cairan, tubuh akan terasa lemas. Pasien disarankan agar mendapat asupan cairan yang cukup,” tambah dr. Stephanie.
Sensasi menikmati street food di Bali memang bisa membangkitkan selera. Namun saat Bali Belly menyerang, rencana liburan akhir tahun Anda terancam berantakan. Bahkan bek andalan klub elit Manchester United, Chris Smailing, pun sempat “tumbang” saat menikmati liburan di Bali pertengahan tahun ini karena bermasalah dengan perut akibat makanan.
Dokter Siaga di Bali
Pasien penderita Bali Belly harus segera mendapatkan penanganan medis agar penyakit tidak bertambah parah. Seperti Chris Smailing yang sempat pingsan, pasien yang terlambat mendapat penanganan dokter harus dirawat secara intensif di rumah sakit.
Di jaman serba canggih seperti sekarang, para wisatawan di Bali akan mendapat penanganan lebih cepat dengan sebuah aplikasi. Salah satunya adalah Medi-call. Melalui aplikasi ini, wisatawan di Bali dapat melakukan booking dokter, ambulans dan tenaga medis lain melalui smartphone. Dokter terdekat akan segera datang ke pantai, hotel, villa atau lokasi mana pun pasien berada, karena aplikasi ini berbasis lokasi.[]