More

    Negara Serumpun Berebut “Pencak Silat” ke UNESCO

    Gabriel FACAL, antropolog asal Perancis memperagakan jurus Silat Banten. Foto : Ahmad Fauzan
    Gabriel FACAL, antropolog asal Perancis memperagakan jurus Silat Banten. Foto : Ahmad Fauzan

    BANDUNG, KabarKampus – Pencak Silat saat ini telah mendunia. Seni bela diri khas Indonesia ini telah berkembang di berbagai belahan dunia seperti Amerika, Eropa, dan juga Asia. Namun keberadaannya sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia masih belum secara resmi diakui UNESCO.

    Di tengah upaya Indonesia mengajukan Pencak Silat sebagai Warisan Tak Benda kepada UNESCO, negara serumpun Indonesia, yaitu Malaysia juga tengah mengajukan hal yang serupa kepada UNESCO. Mereka menganggap bela diri yang juga berkembang di Malaysia tersebut sebagai bela diri khas Malaysia.

    “Kenapa, kami ingin mengajukan Pencak Silat ke UNESCO, karena tetangga kita juga sedang mengajukan,” kata Maudi Affandi, Sekeretaris Tim Pokja Pencak Silat Goes To UNESCO di Bandung, Rabu, (21/12/2016).

    - Advertisement -

    Menurut Maudi, secara kolektif, Silat, bisa diakui banyak negara. Namun kata Pencak adalah milik Indonesia. Kata ini berasal dari Jawa Barat telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.

    Meski demikian, kata Maudi, kedua kata tersebut memiliki sub berbeda. Sehingga bisa saja saudara serumpun dengan Indonesia itu mengaku-aku dan mengajukan ke UNESCO.

    Namun menurutnya, kata Silat secara kongkrit telah diajukan oleh Sumatera Barat dengan nama Silek, Betawi dengan nama Main Pukul, dan Banten dengan nama Bandrong. Selain itu dari aspek sejarah, merujuk dari buku Oong Maryono, artepak pada Candi Borobudur telah bicara Pencak Silat.

    “Nah hal seperti itu membutikan Pencak Silat sudah ada, jauh sebelum berkembang di negara tetangga. Tapi kalau mereka mau mengajukan, jangan Pencak Silat, tapi nama lain seperti Silat Patani dan sebaganya. Karena Pencak Silat itu khas Indonesia,” jelasnya.

    Bagi Maudi, sangat penting pencak silat diakui UNESCO. Hal itu, karena dengan diakui UNESCO, mereka mampu menekan negara untuk melestarikan dan mengembangkan Pencak Silat.

    Saat ini, ungkap Maudi, naskah akademik “Pencak Silat Goes UNESCO” sudah selesai. Selanjutnya mereka tengah memprosesnya untuk diserahkan ke UNESCO melalui kesepakatan berbagai lembaga pemerintah. Selain itu mereka juga sedang menyiapkan diplomasi budaya dan rencana aksi untuk membuktikan kepada UNESCO bahwa kelestarian dan pengembangan Pencak Silat ada di Indonesia.[]

     

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here