COLLEGE USATODAY
Mei 2017 silam, Ketika Marty O’Connor mendapatkan gelarnya master dari Universitas Chapman, ibunya juga mendapatkan penghargaan, sebuah gelar kehormatan.
Gelar ini untuk usaha bersama mereka melewati semua rintangan yang ada. Sejak tahun 2012 silam, Marty mengalami kelumpuhan akibat luka pada tulang punggung dan menyebabkan harus mengikuti terapi fisik dan membuat Marty berubah banyak.
“Pikiran saya tidak berada pada tempat yang tepat,” ucap Marty O’Connor. Lalu di menambahkan, “Saya butuh melakukan ujian secara mental.”
Sekolah pascasarjana sepertinya akan menjadi pilihan yang tepat. Selama program MBA 2 tahun tersebut, sang ibu Judy O’Connor menemani Marty sebagai tim yang solid.
Ketika Marty mengambil gelas master bisnis, ibunya ikut menemani. Mereka menghadiri setiap kelas, presentasi, sesi belajar dan Judy selalu memperkenalkan diri sebagai asisten anaknya.
Judy membuat catatan, menyiapkan panduan belajar, menyiapkan meja Marty dengan ipad yang telah dilengkapi dengan aktivasi suara.
“Sekolah menyediakan juru tulis, tetapi mereka hanya mengirimi Anda catatan berupa email – Tidak ada sentuhan pribadi,” ucap Marty.
“Judy tahu, betapa saya menginginkan catatan tersebut dan usaha tim berdua dengannya membuatnya menjadi lebih personal,” tambah Marty.
Tapi menurut ibu ini, membantu putranya juga membantunya secara pribadi. “Ini semacam terapi buatku,” ujar Judy.
“Ketika tahu anak Anda mengalami cedera tulang belakang, Anda merasa tak berdaya dan tidak dapat memperbaikinya. Dengan melakukan sesutu untuknya membuat saya menjadi senang.”
Bantuan ibu yang sungguh-sungguh ini, membuat Marty ingin melakukan sesuatu untuknya. Marty kemudian meminta rektor untuk memberikan gelar kehormatan pada sang ibu yang telah membantunya untuk memperoleh gelar master ini.
“Kami melewati setiap kelas bersama-sama, Judy bahkan melihat semua tugas dan ujian yang ada,” Ucap Marty yang juga mendapatkan gelar kehormatan Beta Gamma Sigma.
“Ini terasa tidak benar, ketika saya memperoleh semua pengkuan untuk usaha yang telah kami berdua lakukan.”
Persis setelah ibunya membantu Marty untuk menerima gelarnya di panggung. Kampus juga menghadiahi Judy dengan gelar kehormatan.
“Saya benar-benar terkejut – saya tidak menyangka..” ucap Judy yang ketika itu menggunakan gaun hitam agar terlihat selaras dengan para wisudawan lainnya.
“Karena Marty yang mengusahakan hal ini, saya paham betul betapa berterima kasihnya Marty untuk apa yang saya lakukan, tetapi saya tetap merasa terharu, seberapa banyak yang saya lakukan untuknya sehingga pantas mendapatkan ini.”
Marty telah mendapatkan pekerjaannya di DIVERT city, startup sosial yang memberdayakan kaum muda untuk mengajarkan nilai melalui olahraga. Dia akan bekerja untuk pencarian sponsor dan pengembangan bisnis perusahaan.
“Pekerjaan ini mencakup segala hal yang saya sukai,” kata lulusan baru yang dulunya pernah bermain di tim voli dan snowboarding ketika mengambil sarjananya di Universitas Colorado.
Marty juga berencana untuk melakukan diskusi-diskusi motivasi dan melakukan penggalangan dana untuk perusahaan non profit keluarganya yang akan diberi nama Marty O’Connor Foundation yang sedang dalam tahap persiapan.
“Saya lulus dari kampus menjadi orang yang lebih baik dibanding ketika saya masuk dan hal ini tak mungkin terjadi tanpa bantuan ibuku..” ucapnya. []