BANDUNG, KabarKampus – Tidak mudah menjadi juara umum Kontes Robot Indonesia (KRI) 2017 sebagaimana diraih Gadjah Mada Robotic Team (GMRT), Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam ajang bergengsi di kampus UPI Bandung.
Di balik kesuksesan mereka pada kompetisi robot yang digelar di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Sabtu-Minggu (08-09/07/2017), itu ada pengorbanan yang harus dilakukan.
Tenaga, waktu, pikiran harus dicurahkan. Kadang kuliah pun terbengkalai.
“Hasilnya senang sih, kerja keras kita terbayar,” ujar Qaid Anwaruddin, Ketua GMRT untuk divisi Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Berkaki, kepada KabarKampus, Minggu (09/07/2017) malam.
KRPAI Berkaki merupakan satu dari lima divisi/kategori lomba pada KRI 2017. Divisi lainnya ialah Kontes Robot Abu Indonesia (KRAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda, KRSBI Humanoid, dan Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI).
Qaid Anwaruddin bercerita, total anggota GMRT yang mengikuti lomba di lima divisi itu sebanyak 50 mahasiswa. Secara umum, KRI 2017 diikuti 93 tim dari 48 kampus tanah air, dan dihadiri lebih dari 1.000 mahasiswa plus dosen pembimbing.
GMRT KRPAI Berkaki UGM dengan robot bernama AL FATIH diperkuat 10 orang, selain Qaid, ada Habib, Yuda, Suryo, Afan, Rahmat, Emil, Sofyan, Iza, dan Deva. Mereka mahasiswa dari multi disiplin ilmu UGM.
“Ini hasil kerja sama dan kerja keras tim,” tandas Qaid Anwaruddin.
Lalu apa resep yang bikin kalian juara? Tentu saja, jawab mahasiswa jurusan Elektronik Instrumentasi UGM tersebut, kerja keras.
“Dengan kerja keras itu kadang terpaksa sampai meninggalkan kuliah, tidur larut malam, diskusi terus,” bebernya.
Hal itu mereka lakukan sejak delapan bulan sebelum lomba. Mulai dari pembentukan tim, riset, kemudian mengikuti lomba di tingkat regional.
GMRT UGM rata-rata terdiri dari angkatan senior dan junior. Anggota senior sebelumnya pernah mengikuti lomba pada KRI tahun lalu. Begitu juga robot yang dipakai merupakan hasil modifikasi tahun lalu.
“Yang baru adalah membuat sensor robotnya. Itu yang perlu riset agar hasilnya maksimal,” ternangnya.
Sebelum mengikuti KRI 2017, GMRT UGM mengikuti seleksi di tingkat regional. Seleksinya berupa pertandingan. Tim terbaik berhak mengikuti KRI 2017 di UPI.
“Di tingkat regional KRPAI Berkaki UGM juara satu,” ujar Qaid Anwaruddin.
Dengan raihan itu, KRPAI Berkaki UGM punya andil besar dalam mengantar GMRT UGM mencapai juara umum KRI 2017.
KRPAI Berkaki UGM juga berhak mengikuti Trinity College International Robot Contest 2018 di Amerika Serikat yang merupakan kasta tertinggi kompetisi internasional robot pemadam api.[]