Dua mahasiswa Universitas Indonesa mengembangkan panel tata surya yang diberinama “Shampe Memory Alloy Foto Reliable Trackers (SMART). Panel tata surya ini jika diterapkan pada panel tata surya yang ada, mampu menghasilkan energi listrik hingga 31,6 MWh, yang setara dengan menghidupkan 2.300 rumah tangga serta menghemat pengeluaran biaya listrik sebesar Rp 17 juta per hari.
Dialah Clarissa Merry, mahasiswa jurusan Teknik Kimia FTUI dan Rivaldo Gurky, mahasiswa jurusan Teknik Mesin FTUI yang mengembangkan SMART. Karya keduanya berhasil juara pertama dan menyisihkan sebanyak 700 peserta lainnya dalam kompetisi Go Green in The City (GGITC) diselenggarakan oleh Schneider Electric di Gedung Schneider Electric, Jakarta, Kamis kemarin, (12/07/2018)
Pengumuman hasil kompetisi GGITC Indonesia berlangsung pada Kamis (12/7) di Gedung Schneider Electric, Jakarta. Tim RISE berhasil menjadi pemenang pada tahap seleksi final yang kemudian akan berlanjut mewakili Indonesia bersaing di tingkat Asia Pasifik pada tanggal 28-29 Agustus 2018 mendatang untuk memperebutkan tiket menuju Grand Final yang akan diselenggarakan di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, November 2018.
Menurut Clarissa, proyek yang mereka kembangkan ini terinspirasi dari panel tenaga surya bergerak yang sudah ada sebelumnya. Namun mereka melihat panel tersebut masih membutuhkan bantuan energi listrik untuk menggerakannya.
“Untuk itu, proyek SMART ini diciptakan untuk meniadakan bantuan energi listrik sehingga akan semakin hemat energi,” ungkap Clarissa.
Lebih lanjut, Rivaldo menambahkan, konsep yang mereka usung pada awalnya ditujukan untuk menjawab permasalahan di Kupang – Nusa Tenggara Timur. Kupang merupakan kota dengan pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Indonesia namun sayangnya tingkat efisiensi panel surya di Kupang hanya sebesar 30 – 40 persen.
“Untuk itu, dengan menerapkan konsep SMART diharapkan dapat meningkatkan efisiensi listrik di Kupang hingga 60 persen dan mendukung target pemerintah guna pemerataan listrik di negeri yang ditargetkan sebanyak 99.9 persen pada tahun 2019,” jelas Rivaldo.
Keduanya berharap, SMART mampu menjawab permasalahan akan kebutuhan sumber energi dan mendukung program pemerintah. Sehingga pemerataan akses listrik hingga pelosok desa di seluruh wilayah Indonesia dengan basis sumber energi alternatif yang ekonomis dapat tercapai.
Tak hanya sampai di sana, setelah menang di Jakarta, Carrisa dan Rivaldo yang tergabung dalam tim RISE ini akan membawa gagasan mereka mewakili Indonesia bersaing di tingkat Asia Pasifik pada tanggal 28-29 Agustus 2018 mendatang. Mereka akan untuk memperebutkan tiket menuju Grand Final yang akan diselenggarakan di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, November 2018.[]