BANDUNG, KabarKampus – Kalangan budayawan, seniman, aktivis sampai penggerak usaha rintisan (startup) Jawa Barat berharap semua anak bangsa dapat kembali harmonis dan bersatu, pasca penentuan hasil Pemilu hari ini, Rabu 17 April. Pernyataan ini mereka sampaikan saat kami menemui mereka pada kesempatan persiapan Nobar penghitungan suara Rumker 01 Jawa Barat, jalan Sindang Sirna, Bandung.
Ahda Imran, penulis dan budayawan mengatakan Pemilu kali ini adalah ujian terbesar kematangan demokrasi Indonesia. Pemilu kali ini adalah contoh kegagalan elit politik memberikan pendidikan politik yang baik pada Rakyat, menciptakan eskalasi emosi yang membelah dua masyarakat, namun semua itu telah harus diakhiri pasca penentuan hasil hari ini.
“Apapun hasil hari ini, pertanyaan pentingnya adalah apakah kita dapat kembali harmonis dan bersatu? Yang menang dan yang kalah kembali harmonis dan bersatu? Saya optimis kita mampu, dan sungguh berharap semua pihak juga demikian. Yang menang maupun yang kalah kembali bisa duduk bersama, bersatu dalam perbedaan dalam pengertian sebenarnya.”
Senada dengan Ahda, Harry Pochang, musisi, juga mengatakan kalau keterbelahan masyarakat pada Pemilu Pilpres kali ini adalah pelajaran dan ujian yang harus mendewasakan masyarakat. Siapapun yang terpilih, masyarakat harus memghargainya, kembali harmonis, karena pada dasarnya keharmonian adalah budaya bangsa Indonesia.
“Musisi biasanya cuek, tapi kali ini mereka saya lihat bergairah untuk menggunakan hak pilih. Gairah itu mestinya ada karena ingin ikut memastikan yang terbaik bagi generasi maupun masa depan Indonesia. Niatnya baik, jadi Insya Allah harmoni persaudaraan sebagai sesama anak bangsa ini bisa kembali membaik.
Keterbelahan yang saat ini terjadi, Insya Allah dapat disatukan kembali kalau semua pihak sadar dan menjadikannya pelajaran berharga bagi kedewasaan demokrasi kita.” ujarnya.
Menambahkan Harry Pochang, Ahkam Nasution, penggiat komunitas usaha rintisan generasi muda, berharap pasca Pemilu nanti lebih banyak generasi muda yang punya kesadaran politik.
Sebagai generasi muda yang punya konsep ideal sendiri akan perubahan dan masa depan, pengalaman dan pelajaran yang dihasilkan Pemilu kali ini dipandang Ahkam akan membuat mereka lebih perduli pada partisipasi yang sehat dalam dunia politik di masa depan.
“Pengamatan saya mengatakan mereka jadi sadar bahwa partisipasi politik yang sehat akan membuat masa depan dan perubahan yang mereka idealkan bisa terwujud,” tutur Ahkam.
Di sisi lain, Priston, aktivis masyarakat miskin kota, berharap hasil Pemilu kali ini bisa mewujudkan pemerintahan yang lebih perduli pada kemanusiaan. Siapapun yang mendapat mandat rakyat nantinya punya langkah yang berdampak lebih nyata dalam memperbaiki kehidupan dan penghidupan masyarakat miskin/marginal.
“Pemilik mandat adalah penanggung jawab utama bagi terselenggaranya kebutuhan mendasar bagi seluruh rakyat. Menurut pemahaman saya itulah kewajiban yang ditetapkan seluruh pendiri bangsa ini dulu. Kekuasaan harus bermanfaat bagi kemanusiaan. Kekuasaan harus menyediakan semua cara untuk menyelamatkan atau membantu kebutuhan dasar masyarakat miskin serta menyelenggarakannya lebih berkeadilan.” kata Priston.
Sementara itu, memberi tanggapan pada kesempatan terpisah, Furqan AMC, yang dikenal sebagai aktivis 98 mengharapkan rekonsiliasi setelah pemilu ini dapat menjadi prioritas utama semua pihak. Setelah terseret dalam berbagai dinamika politik yang kisruh, kini saatnya masyarakat kembali bersatu dalam semangat persaudaraan.
“Hari ini adalah hari kemenangan rakyat dimana rakyat mendapatkan kesempatannya menyalurkan hak demokratisnya,” kata Furqan. “Dan sesungguhnya kemampuan melakukan ini, menyelesaikan proses pemilu kali ini dengan sangat demokratis adalah sebuah keberhasilan dan anugrah luar biasa bagi bangsa kita. Saya berharap, semua proses tetap berlangsung baik sampai akhir penetapan hasil nanti, dan semoga apapun hasilnya jadi rahmat untuk bangsa, negara, dan seluruh masyarakat kita. Amin,” tutup Furqan.[]