BANDUNG, KabarKampus – Dalam memaknai pandemi covid-19, bagi setiap orang berbeda-beda. Begitupun mereka yang berprofesi sebagai dosen.
Namun dalam melihat pandemi ini, para dosen tersebut punya cara yang berbeda. Mereka menuangkannya dalam bentuk puisi dan diterbitkan menjadi ontoloi Corpus Puisi Pandemi “Merajut Kata, Ilmu, dan Hati”.
Mereka adalah para dosen perempuan dari 13 Perguruan Tinggi di Indonesia dan seluruhnya berlatar belakang Akademisi Ilmu Komunikasi. Ada sebanyak 142 puisi yang dikumpulkan. Puisi-puisi itu ditulis dalam kurun waktu bulan Juni-Juli 2020 dan melalui proses kurasi oleh Kurniawan Junaedi dari Kurator Indonesia.
Kumpulan puisi tersebut diluncurkan secara daring pada hari Sabtu, (26/09/2020). Peluncuran menghadirkan dua sastrawan nasional Jose Rizal Manua dan Yvonne de Fretes yang dikemas lewat acara puisi.
“Gagasan ini tidak terlepas dari media sosial ya. Kita rayakan sosial media dengan sesuatu yang positif. Saat itu saya membaca potongan puisi Frida Kusumastuti di laman sosial medianya. Lalu terbetik untuk kolaborasi bersama teman-teman di Japelidi tempat kami bertemu pada awalnya,” tutur Lestari Nurhajati dari LSPR sebagai penggagas antologi.
Selain diskusi, launching ini juga menampilkan cerita Novi Kurnia dari UGM saat proses menulis. Juga penampilan live baca puisi oleh Liliek Budiastuti Wiratmo dari Undip, Fitria W.Roosinda dari Ubhara Surabaya. Kemudian juga pembacaan parade puisi secara daring oleh Lintang Ratri dari Undip, Roro Retno Wulan dari Tel-U Bandung, dan Gilang Desti Parahita dari UGM.
Eni Maryani, ketua peluncuran mengatakan, puisi memberi kebebasan mengungkapkan apa yang dipikirkan dan rasakan dalam beragam bentuk bahkan dalam bentuk yang paling imajinatif. Isunya dapat berasal dari kejadian yangs sederhana sampai dengan hal-hal luar biasa, seperti pandemi ini.
“Menyikapi situasi pandemi kita butuh ruang untuk mengungkapkan beragam pemaknaan atau rasa yang dimiliki. Puisi memberi ruang itu dan ke 18 perempuan ini memanfaatkannya dengan sukacita dan semoga saja juga menjadi ruang berbagi,” kata dosen Fikom Unpad ini.
Ada sebanyak 18 dosen yang terlibat. Mereka berasal dari kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Ubhara Surabaya, UNS, Undip, UIN Semarang, UGM, Atmajaya Yogjakarta, Universitas Langlang Buana, Telkom University, Unisba, Binus Jakarta, UNTA Jakarta, Universitas Al-Azhar, dan LSPR Jakarta awalnya adalah aktif di Jaringan pegiat Literasi Digital (Japelidi) Indonesia.
“Kami ingin sejenak terlepas dari rutinitas sebagai dosen IKOM, namun tetaplah memasukkan nuansa IKOM dalam puisi-puisi kami. Terutama sebagai upaya mengisi konten positif di ruang-ruang digital.” Kata Frida Kusumastuti dari UMM menambahkan salah satu latar belakang gagasan menulis puisi bersama, sebagai bagian dari kampanye literasi digital.[]