More

    Polman Tuan Rumah Workshop Program Pengembangan Mutu Pendidikan Vokasi Berstandar Industri

    Workshop Program Pengembangan Penilaian Mutu Pendidikan Tinggi Vokasi Berstandar Industri di Kampus Polman, Bandung. Dok. Istimewa

    BANDUNG, KabarKampus – Politeknik Manufaktur (Polman) menggelar Workshop Program Pengembangan Penilaian Mutu Pendidikan Tinggi Vokasi Berstandar Industri di Kampus Polman, Jalan Kanayakan No. 21, Bandung, Selasa (08/09/2020). Program inidiinisiasi oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kemudayaan. 

    Program workshop diluncurkan dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan vokasi di Tanah Air serta mewujudkan link and match dengan kebutuhan industri. Salah satu agendanya adalah menjelaskan aturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) perihal bagaimana menyusun skema sertifikasi nasional berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

    - Advertisement -

    Pelatihan tersebut dihadiri oleh pihak internal Polman yang terdiri dari kepala jurusan, kepala program studi, beberapa pihak lain pun ada yang turut diundang. Dari pemangku kebijakan ada Tim KKNI Permesinan Perindustrian, LSP P3 Industri dan dari pelaksana pendidikan tinggi vokasi ada Politeknik Negeri Banjarmasin dan ATMI Solo, Mitra Industri, dan Asosiasi GAMMA. Selain pemaparan aturan dari BNSP, dilakukan juga penetapan rencana kerja sama antara Polman Bandung, Polban, dan ATMI Solo. 

    Dede Buchori Muslim, Direktur Polman Bandung mengatakan, untuk waktu yang akan datang, sertifikat kompetensi ini menjadi acuan utama untuk semua pihak dalam menentukan kemampuan seseorang. “Uji kompetensi harus diseleraskan dengan mitra industri dan kebutuhan industri, dengan program ini bisa diwujudkan hal tersebut” ucapnya.

    Hendy Rudiansyah selaku Ketua LSP Polman Bandung juga menambahkan, dengan program ini Polman Bandung merencanakan menyusun minimal 15 skema nasional bidang permesinan KKNI level 5 dan 6, selanjutnya akan menyusun perangkat atau materi uji  kompetensi (MUK) berdasarkan skema tersebut. Lalu yang terakhir menyusun juknis Tempat Uji Kompetensi (TUK), yang kesemuaanya itu harus berdasarkan industri  atau disetujui oleh Industri.

    Dr.rer.nat. Ahmad Saufi selaku Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri menuturkan harapannya terkait program tersebut dalam kata pengantar panduan Program Pengembangan Penilaian Mutu Pendidikan Tinggi Berstandar Nasional 2020. Ia berharap, beberapa pemangku kepentingan mulai dari institusi pemerintah, akademisi, pelaku industri hingga asosiasi dapat membawa konsep “bring in”  ke dalam sistem pendidikan vokasi, juga dapat membangun harmoni dan komunikasi dengan gelombang yang sama dan saling membutuhkan.[Adv]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here