BANDUNG, KabarKampus – Tim riset Universitas Padjadjaran (Unpad) mengembangkan sebuah alat deteksi Covid-19 yang dinamakan CePAD alias cepat, praktis dan andal. Dalam penggunaanya, CePAD sama seperti rapid tes, namun alat ini berbasis antigen.
Saat ini CePAD, telah siap memasuki pasar. Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek / BRIN) sendiri telah membeli sebanyak 3000 picis CePad untuk mendapatkan feedback dari user.
Muhammad Yusuf, Koordinator Peneliti Diagnostik Covid-19 Unpad mengatakan, upaya yang dilakukan Kemenristek/BRIN ini bertujuan untuk mempercepat pemanfaatan dan daya guna produk inovasi yang dihasilkan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19. Selain itu untuk mengetahui respons pengguna terhadap kinerja produk.
“RS Hasan Sadikin Bandung dan RS Pendidikan Unpad menjadi lokasi distribusi CePAD yang ditunjuk pihak Kementerian,” jelas Yusuf dalam siaran persnya, Selasa (7/12/2020).
Prototipe inovasi CePAD telah diserah Kemenristek/BRIN ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dalam proses produksi Tim Peneliti Diagnostik Covid-19 Unpad menggandeng PT. Pakar Biomedika Indonesia.
Yusuf memaparkan, keunggulan CePAD terletak pada cara kerja yang sederhana disertai akurasi yang sangat tinggi. Sampel swab cukup diteteskan pada CePAD dan akan mengalir menuju antibodi Covid-19 yang sudah terikat dengan nanopartikel emas yang tertanam pada perangkat CePAD.
“Jadi, kalau dalam sampel ada virus corona, nanti akan terbentuk garis di garis uji. Sampel dinyatakan positif Covid-19 bila muncul dua garis, sedangkan bila negatif hanya muncul satu garis,” jelas Yusuf.
Akurasi CePad klaim Yusuf mencapai sensitivitas 91 persen, sehingga sesuai dengan standar yabg disarankan WHO. Ini berarti Cepad memiliki potensi besar untuk dipasarkan dalam skala global.[]