Oleh: Mikhail Adam*
Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) adalah bagian dari skema Kampus Merdeka yang dirancang Kemendikbud Ristek (Sekarang: Kemendikti Saintek). Program ini telah berlangsung sejak 2021 dan menjadi salah satu program unggulan dalam 8 program yang terkemas dalam Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
Skema beasiswa ini memberikan kesempatan mahasiswa sarjana dan kejuruan untuk belajar selama satu semester di universitas top ranking global. Membawa laju mobilitas mahasiswa ke lingkungan internasional.
IISMA mengusung visi di balik mengantarkan mobilitas mahasiswa berkenalan dengan dunia internasional da menempuh satu semester pembelajaran di negara tujuan.
Untuk menggali lebih jauh mengenai visi IISMA, Tim Kabar Kampus menghubungi Ketua MBKM dan koordinator IISMA Universitas Paramadina, Hizra Marisa, M.Si, yang sekaligus seorang Dosen Hubungan Internasional pasca kegiatan sharing session Tim Institusional Support System MBKM Universitas Paramadina pada Sabtu, 29 November 2024.
Hizra Marisa mengenai visi IISMA berpendapat, “IISMA memiliki tujuan untuk Menciptakan generasi muda Indonesia yang berdaya saing global melalui pengalaman pendidikan, budaya, dan jaringan internasional.”
“Visi ini mendukung misi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk memperluas wawasan dan memperkuat kemampuan mahasiswa Indonesia, sehingga mereka mampu berkontribusi secara signifikan di tingkat nasional dan global,” Pungkas Hizra membeberkan visi IISMA.
Program IISMA memiliki multiplier Effect bersamaan dengan proses belajar para mahasiswa yang terpilih. Mahasiswa dengan sendirinya berinteraksi mulai dari interaksi budaya, perkembangan riset terbaru, hingga tren diskursus intelektual global. Secara pribadi bagi mahasiswa ini semacam akselerasi pembelajaran, perluasan jaringan sosial dan terlatih berkolaborasi, dan pematangan diri sebagai individu.
Hal menarik lainnya adalah muatan diplomasi budaya seiring interaksi mahasiswa yang menempuh program IISMA ke negara tujuan. Menilik muatan diplomasi, Hizra menguraikan, “Ada muatan Diplomasi baik secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung didapat melalui program yang para peserta lakukan dalam minggu pertama mereka berada di kampus mitra. Yakni dengan mengenalkan Budaya Indonesia melalui pagelaran dan gastronomi. Sehingga Diplomasi Budaya sangat terasa di dalamnya. Secara tidak langsung, Diplomasi Pendidikan juga dialami oleh Indonesia dan negara mitra. Semakin memperkuat kerjasama di bidang pendidikan, termasuk juga dalam pertukaran budaya belajar antar negara.”
Lebih lanjut Hizra menjelaskan melalui IISMA Indonesia memanfaatkan soft power untuk memperkuat posisinya di dunia internasional. Mahasiswa yang berhasil menunjukkan keunggulan intelektual dan nilai-nilai budaya Indonesia berkontribusi pada citra positif Indonesia di mata dunia.
Secara keseluruhan, IISMA bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga tentang membangun hubungan internasional yang lebih luas melalui diplomasi budaya, pendidikan, dan sosial yang dilakukan secara langsung oleh generasi muda, tambah Dosen Hubungan Internasional yang mengajar di Universitas Paramadina tersebut. Sebagai salah satu program yang prestisius di bidang pendidikan, IISMA dihadapkan bingkai besar visi Indonesia sebagai sebuah bangsa. Visi Indonesia emas 2045 yang menjadi cita-cita bersama.
Kaitan IISMA dengan visi Indonesia emas 2045, Ibu Hizra menggariskan tiga point kunci mengenai internasionalisasi, kolaborasi, dan transformasi.
“Ada tiga poin penting dari semangat IISMA yang menjadi bagian dari visi Indonesia emas 2045. Pertama adalah internasionalisasi, membawa Indonesia ke kancah global. Kedua adalah kolaborasi, mendorong kerja sama lintas negara untuk ilmu pengetahuan dan budaya. Dan terakhir transformasi, dengan membentuk generasi penerus yang mampu membawa Indonesia mencapai visi 2045 sebagai negara maju dengan SDM unggul.”
“Dengan semangat ini, IISMA menjadi salah satu motor penggerak penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.” Tutup Hizra Marisa.
*Penulis adalah Alumni Fisip Universitas Kristen Indonesia (UKI), Anggota Free Palestine Network (FPN) dan anggota Klub Menulis Kabar Kampus.