ABC AUSTRALIA NETWORK
Lebih dari 100 orang yang tergabung dalam sebuah kelompok yang berhubungan darah dengan korban demonstrasi Tiananmen tahun 1989 telah mengritik presiden Cina, Xi Jinping.
Kelompok bernama ‘Tiananmen Mothers’ ini mengatakan Presiden Xi, yang meraih kekuasaan pada bulan Maret lalu, bukanlah “reformis sejati” dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan beberapa hari sebelum peringatan 24 tahun kejadian demonstrasi di Tiananmen Square tersebut pada tanggal 4 Juni.
“Yang kami lihat, secara jelas, adalah langkah besar ke belakang menuju ortodoksi Maoist,” dinyatakan dalam surat tersebut.
“Ini telah memberi kekecewaan dan keputus asaan yang tiba-tiba bagi mereka yang pada awalnya memiliki harapan bagi dia untuk melakukan reformasi politik,” lanjut surat itu.
Kelompok tersebut telah berulang-ulang menyerukan pemerintah Cina untuk merilis nama-nama mereka yang terbunuh dan untuk memberi kompensasi kepada keluarga korban. Sampai saat ini, pemerintah RRC belum memberikan jumlah resmi korban kejadian tersebut, sedangkan sumber tidak resmi memperkirakan antara 200 sampai 3000 orang terbunuh. Pemerintah Cina mempertahankan pendapat mereka bahwa pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang tinggi membenarkan model politik otoriter.
“Kami bisa melihat bahwa jalan yang kami telah pilih melayani kepentingan mendasar bagi masyarakat Cina,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei.
Pada tahun 1989, demonstrasi pro-demokrasi di alun-alun Tiananmen berakhir dengan tewasnya banyak demonstran, yang diberi label ‘kontra-revolusioner’, di tangan militer RRC. []
SUMBER : RADIO AUSTRALIA