ABC AUSTRALIA NETWORK
Ratusan lumba-lumba hidung botol mati terserang virus. (Reuters/USFW)
Suatu virus mirip campak pada manusia dituding sebagai penyebab kematian ratusan lumba-lumba hidung botol – bottlenose – di Samudra Atlantik.
Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration, NOAA, Amerika, virus morbilli (Morbillivirus) menginfeksi paru-paru dan otak, menyebabkan pneumonia dan prilaku abnormal, dan sering berakibat kematian.
Wabah itu menewaskan 333 lumba-lumba hidung botol di kawasan Atlantik tengah sejak Juli 2013, dan mungkin akan berlangsung terus selama setahun. Jika berlanjut, ini akan lebih buruk dari wabah 25 tahun lalu yang menewaskan lebih dari 740 lujmba-lumba.
Teri Rowles dari NOAA mengatakan, para pakar kuatir akan terulangnya kembali kematian serupa itu. Sembilan kali jumlah rata-rata lumba-lumba telah terdampar di sepanjang pantai pesisir timur di musim panas ini. Kebanyakan lumba-lumba itu telah mati, menderita luka di kulit, mulut dan sendi tulang serta paru-paru
Virus sejenis dapat menyebabkan campak pada manusia dan virus distemper pada anjing dan serigala, serta biasanya menyebar di kalangan hewan akibat kontak dekat.
Tes-tes di Australia Selatan mendapati virus Morbilli menjadi penyebab sejumlah kematian lumba-lumba di sepanjang pesisir pada bulan April.
Sementara belum jelas apa penyebab merebaknya wabah itu, para ilmuwan berpikir bahwa beberapa mahluk laut memiliki kekebalan alami terhadap virus Morbilli, tetapi beberapa lainnya tidak.
Bila kedua populasi saling bersentuhan, kematian serta penyakit dapat terjadi pada hewan yang lebih lemah.
Lance Garrison dari NOAA melukiskan kematian lumba-lumba tahun 1987-88 akibat virus Morbilli, ‘sangat signifikan’.
Menurut Jerry Saliki, seorang pakar virus dari University of Georgia, semua virus Morbilli, diketahui sampai saat inimenginfeksi sejumlah kecil spesies yang terkait erat. Namun tidak ada indikasi bahwa virus ini dapat berpindah ke manusia mengingat adanya kesenjangan antara spesies mamalia laut dengan manusia.[]
SUMBER : RADIO AUSTRALIA