Mega Dwi Anggraeni
Ayam Bot, robot buatan Ahmad Fariz, Abelio Juniar, Pujianto Wira dan Faiz Febrianto meraih juara pertama pada event International Micro Robot Maze 2013 di Jepang. FOTO : MEGA DWI ANGGRAENI
Ukurannya memang mungil tapi robot buatan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) ini meraih juara pertama pada event International Micro Robot Maze Contest 2013 di Jepang
Robot yang dinamakan Ayam Bot ini memang tidak semewah Asimo. Tidak punya kepala, badan, tangan, dan mata. Tetapi memiliki dua kaki yang disebut pedal.
Hanya saja, pedal ini mampu membawa si Ayam menjadi juara pertama di kontes internasional pada awal November lalu. Alasannya, dia mampu berjalan cepat dan seimbang di atas lintasan sepanjang, 16.42 inci atau 42 sentimeter.
“Ayam Bot ini berjalan di atas lintasan, selama 41 detik. Tercepat di antara 310 robot lainnya yang ikut International Micro Robot Maze Contest,” kata Ahmad Fariz (21), salah satu penciptanya, disela-sela pameran “STEI Innovation Day 2013” di Aula Barat Kampus ITB, Kamis (28/11/2013).
Mahasiswa Teknik Mesin ITB ini, membuat Ayam Bot selama dua bulan. Dia bersama tiga orang rekannya, yakni Abelio Juniar dari Teknik Elektro ITB, Pujianto Wira dari Teknik Elektro ITB, dan Faiz Febrianto dari Teknik Mesin ITB ini tidak terlalu mempedulikan bentuknya yang sederhana.
“Kami hanya ingin membuatnya sesederhana mungkin, tetapi bisa bergerak secepat mungkin,” katanya.
Saking sederhananya, keempat pemuda yang tergabung dalam Fraganus Tim ini, mengaku tak mengeluarkan banyak uang untuk membuat si Ayam. Modal untuk membuat robot micro ini hanya 450 ribu rupiah.
“Semua barangnya bisa dibeli di sini, kami juga membuat penggeraknya dari servo motor yang bisa dibeli di toko remote control,” katanya.
Bukan hanya Ayam Bot, Fariz cs juga membawa si juara dua, Goro Bot. Bentuk Goro pun tidak berbeda jauh dengan si Ayam. Tetapi, bisa dikatakan dia lebih tampan dari si Ayam karena memiliki wajah dari tempelan kertas. Hanya saja menurut Faris, jalannya lebih lambat.
Menurut Fariz, nama Ayam diberikan kepada robot micro-nya, karena gerakan si robot mirip dengan ayam. Berkaki dua, tetapi mampu bergerak gesit.
Selain si ayam juara, ada 31 karya mahasiswa STEI ITB lain yang turut hadir dalam pameran sehari ini. Di antaranya, alat pengukur kesehatan untuk perokok dan beberapa game edukasi. Hebatnya, karya-karya tersebut telah meraih penghargaan dalam kejuaraan di tingkat nasional maupun internasional. []