ABC AUSTRALIA NETWORK
Universitas Queensland Australia bekerjasama dengan peneliti di Kazakhstan akan melakukan penelitian mengenai dampak perubahan iklim terhadap populasi satwa macan tutul salju atau leopard salju di kawasan tersebut.
Macan tutul salju dikenal sebagai hewan yang memiliki keahlian tinggi dalam mendaki kawasan pegunungan di Asia Tengah yang bersalju. Namun para peneliti mengatakan perubahan suhu di kawasan itu menimbulkan ancaman baru terhadap kemampuan bertahan hidup atau survival hewan tersebut.
Pusat Universitas Queensland (CQU) Profesor Owen Nevin mengatakan satwa yang terancam punah itu masuk dalam kelompok satwa yang pertama kali merasakan dampak dari perubahan temperatur di lingkungannya.
“Macan tutup salju di dunia tergolong satwa yang terancam punah. Mereka adalah hewan yang sangat ahli dalam menjelajah pegunungan dan habitat mereka ini sekarang menjadi sangat rapuh karena perubahan iklim. seperti kita tahu perubahan iklim memicu kenaikan temperatur atau suhu udara di bumi sehingga satwa-satwa ini terpaksa harus tinggal di kawasan yang jauh lebih tinggi di pegunungan,” katanya.
Lebih dari 60 kamera tersembunyi akan dipasang di seluruh kawasan dataran tinggi yang terdapat di Kazakhstan Selatan pada bulan Juli mendatang. Proyek ini merupakan bagian dari upaya memahami perilaku satwa yang sulit ditangkap dan terancam punah ini.
Professor Nevin menggunakan teknologi yang sama untuk memahami perilaku beruang di seluruh kawasan British Columbia di Kanada sejak hampir 20 tahun belakangan.
“Pada dasarnya teknologi ini adalah teknologi kamera digital tahan cuaca yang disatukan dengan sensor inframerah. Sensor ini kemudian akan mendeteksi berbagai gerakan dari panas di sekitar daratan disekitarnya,” papar Profesor Nevin.
Kajian terbaru Profesor Nevin mengenai macam tutul salju ini akan dilakukan dengan menggandeng pakar dari Universitas Nasional Kazakhstan dan Universitas Cumbria Inggris. []