ABC AUSTRALIA NETWORK
Stephanie Dalzell
Seorang perempuan yang pernah diserang oleh ikan hiu di Australia saat ini justru menentang tindakan pemusnahan satwa tersebut di bawah kebijakan ‘tangkap-bunuh’ ikan hiu pemerintah Australia Barat.
Perempuan bernama Elyse Frankcom itu diserang oleh ikan hiu great white sepanjang 3,7 meter di Rockingham, yang terletak di sebelah selatan kota Perth, sekitar tiga tahun lalu, saat Ia melakukan tugasnya sebagai pemandu wisata kegiatan snorkeling.
Seorang nelayan bernama Trevor Burns yang ikut tur tersebut kemudian menangkap ekor ikan hiu yang menyerang Frankcom. Kemudian, Frankcom mengaktifkan perisai anti-hiu di kakinya. Menurutnya, selain tindakan Burns, perisai itulah yang menyelamatkan hidupnya, dan juga hidup Burns.
Oleh karena itu, Frankcom saat ini mendukung proposal pihak oposisi Australia Barat, yaitu menggunakan perisai anti-hiu, dan bukan mengikuti kebijakan tangkap-bunuh ikan hiu, yang diterapkan pemerintah Australia Barat sejak tahun lalu, menyusul tujuh serangan hiu mematikan di pantai negara bagian tersebut selama tiga tahun terakhir.
Di bawah kebijakan tersebut, Ikan hiu apapun dengan panjang lebih dari tiga meter, yang tertangkap di tali pancing berumpan di berbagai pantai-pantai di dekat Perth dan juga bagian barat daya Australia Barat, akan dibunuh.
Kebijakan ini menuai protes dari berbagai kalangan, terutama pemerhati lingkungan hidup. Menurut pihak oposisi, yaitu partai buruh, sejauh ini sebanyak 55 hiu tertangkap dan tujuh telah dimatikan.
Mark McGowan, pemimpin partai buruh, menyatakan bahwa pemerintah seharusnya mengalihkan dana pemusnahan hiu ke membantu penyediaan perisai hiu, yang harga jual satuannya berkisar antara 300 (Rp 3,1 juta) hingga 600 dollar.
Cara kerja perisai itu adalah dengan mengeluarkan gelombang listrik yang mengusir hiu.
“Saya sarankan uang yang dihabiskan untuk pembantaian ini digunakan untuk membantu penyediaan [perisai] untuk kelompok peselancar….” ucapnya, “Perisai hiu ini terbukti manjur, mereka digunakan oleh penyelam dari Angkatan Laut Australia, oleh penyelam polisi di Australia, oleh penyelam angkatan laut Amerika Serikat.”
Meskipun di bagian atas kaki Frankcom masih terlihat bekas luka akibat hiu, Ia menentang kebijakan tangkap-bunuh.
“Saya benar-benar menentangnya. Saya tidak mempercayainya, saya rasa itu salah, dan tak akan membantu sama sekali,” ucapnya, “Saya rasa mereka menyalurkan terlalu banyak dana untuk pemusnahan hiu, yang seharusnya bisa dihabiskan untuk sesuatu yang lebih berbobot, yang berkelanjutan, yang juga membantu melestarikan makhluk hidup di laut yang merupakan keindahan alam dan memang seharusnya ada di sana,” ucapnya.[]