Asia Editor Catherine McGrath
Dua mahasiswa Indonesia, Bimo Wijayanto dan Diana Setiyawati terpilih untuk mendapatkan penghargaan Hadi Soesastro Australia Award dari pemerintah Australia.
Penyerahan resmi kedua penghargaan itu diberikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop di Canberra hari Senin (24/2/2014) malam.
Nama Hadi Soesastro salah seorang pendiri lembaga pemikir CSIS di Indonesia digunakan sebagai nama penghargaan yang diberikan oleh Australia setiap tahunnya kepada dua orang mahasiswa yang sedang belajar di Australia.
Hadi Soesastro merupakan salah satu intelektual Indonesia ternama yang meninggal dunia di tahun 2010. Pengumuman penghargaan ini dilakukan di tahun 2013 dengan penghargaan diserahkan pertama kalinya di tahun 2014.
Para penerima penghargaan ini mendapatkan uang $ 25 ribu (sekitar Rp 250 juta ).
Bimo Wijayanto adalah mahasiswa PhD di Universitas Canberra, sedang menempuh pendidikan guna mengkaji bagaimana membuat sistem perpajakan di Indonesia menjadi lebih baik.
Sementara itu Diana Setiyawati sedang menempuh pendidikan psikologi di Universitas Melbourne.
Dalam pidatonya, Julie Bishop mengatakan bahwa Prof Hadi Soesastro semasa hidupnya merupakan salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia.
“Dia merupakan sahabat dekat bagi Australia.” kata Bishop.
“Dia ikut mendirikan CSIS, dan juga pernah menjadi Adjunct Professor di Australian National University.” tambah Bishop lagi.
“Dia menciptakan hubungan mendalam dan berlanjut dengan Australia. Jadi tepat sekali bahwa kami memberikan penghargaan ini kepada dua warga muda Indonesia yang sedang belajar di sini.”
Bimo Wijayanto menerima langsung penghargaan dari Julie Bishop di Gedung Parlemen sementara itu Diana Setiyawati tidak bisa hadir di Canberra, karena sedang menunggu kelahiran anaknya.
Diana berasal dari Aceh dan pernah terlibat intensif dalam melakukan penanganan psikologis para korban tsunami di Aceh.
Studi Phd di Universitas Melbourne difokuskan pada pembentukan klinik psikologi di layanan kesehatan utama di Indonesia.