ABC AUSTRALIA NETWORK
Musisi Candra Malik, mantan jurnalis dari Jawa Tengah, akan melakukan tur ke Australia. Lewat lagu, Candra akan perkenalkan nilai-nilai agama Islam yang dititikberatkan pada cinta kasih dan persamaan.
Candra Malik, lahir di Solo pada 25 Maret 1978. Pria yang dikenal dengan panggilan Gus Candra ini dibesarkan dengan ajaran Sufisme Islam. Saat ia berhenti dari karirnya sebagai wartawan di Jawa Pos, Candra pernah mengasuh kolom tentang Sufisme untuk sebuah koran lokal di kota kelahirannya.
Kecintaannya pada sufisme membuat Candra banting setir dengan mulai merekam lagu-lagu sufistik. Jelang akhir tahun 2011, Candra telah merekam 12 lagu sufistik yang ia sebut sebagai Kidung Sufi. Ia pun merilis album perdananya.
Dalam karir musiknya, ia melibatkan sejumlah nama besar seperti pemain biola ternama Idris Sardi dan komposer Addie MS.
Juga tokoh-tokoh ternama seperti K.H. Ahmad Mustafa Bisri (Gus Mus), Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Bondan Winarno, dan banyak lagi.
Akhir bulan Februari 2014 ini, Candra akan melakukan tur pertamanya di Australia. Melbourne, Perth, dan Brisbane adalah tiga kota yang akan dikunjungi oleh Candra.
Di Melbourne, Candra pun akan menjadi bintang tamu dalam acara peluncuran Doa dan Dzikir Melbourne, hari Minggu (2/3/2014) di KJRI Melbourne.
“Kegiatan Candra di Melbourne sangat beragam, mulai dari memberikan seminar di kampus, pengajian di beberapa masjid, kelas sufi intensif selama tiga hari, dan tentunya konser,” ujar Neng Yanti Khozana, Sekretaris Doa dan Dzikir Melbourne.
Doa dan Dzikir sendiri baru diluncurkan akhir tahun lalu. “Doa dan Dzikir adalah komunitas warga Indonesia di Melbourne yang ingin memperkenalkan Islam yang ramah dan peduli. Kami ingin mengangkat Islam yang lebih positif, bukan yang radikal seperti yang sering diberitakan,” jelas Yanti.
“Candra berdakwah dengan musik. Dalam berdakwah tidak harus selalu dengan pidato, tapi juga lewat musik, atau buku,” ujar Yanti yang juga sedang menempuh program Doktor di Monash University di Melbourne dengan kajian agama dan seni pertunjukkan.
Menurutnya juga ini merupakan salah satu langkah awal untuk lebih memperkenalkan Islam Sufi di luar negeri dan Australia dianggap Candra memiliki kedekatan secara geografis.
Penampilan Candra di hadapan warga Australia salah satunya adalah di Wheeler Centre yang berada di Perpustakaan Negara Bagian Victoria.
“Di sini publiknya akan lebih beragam. Tapi penampilan ini akan menarik terutama bagi warga Australia yang tertarik dengan Indonesia. Audiensnya akan lebih bervariasi,” ucap Yanti.
Pertunjukan dalam Islam sendiri seringkali menjadi topik yang diperdebatkan. Terdapat perbedaan opini soal mendengarkan musik dalam ajaran Islam.
“Pertunjukan seni, khususnya musik sudah menjadi perdebatan yang lama dan tak pernah selesai. Tapi Islam di Indonesia itu moderat, dimana pertunjukan seni musik bisa berkembang dengan baik, tidak ada yang melarang secara keras,” kata Yanti.
Namun menurutnya dakwah lewat musik di Australia masih sangat terbatas. Tetapi ini akan tetap menarik bagi warga Australia.
“Banyak warga Australia yang tertarik dengan pertunjukan tradisional Indonesia, dan beberapa di antaranya memiliki unsur Islam, seperti Tari Saman yang bisa dinikmati warga Australia,” tuturnya. []