Mega Dwi Anggraeni
BANDUNG, KabarKampus – Membuat alat musik tidak harus selalu menggunakan material yang mahal. Hanya dengan limbah sebuah alat musik bisa diciptakan.
Seperti alat musik yang dibuat oleh dua mahasiswa Seni Musik Universitas Pasundan (Unpas), Bandung. Mereka membuat alat musik saron dengan menggunakan bahan limbah.
Saron merupakan alat musik instrumental gamelan. Alat ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tabuh yang bentuknya menyerupai palu.
Biasanya alat musik ini terbuat dari metal. Namun dua mahasiswa yakni Taufik Ismail Lubis dan Kegi Palasa membuat saron dari bahan keramik dan pipa bekas.
Taufik atau yang biasa disapa dengan Opik mengatakan, mereka berhasil membuat saron dari keramik dan pipa bekas ini pada tahun 2011 lalu. Alat tersebut dibuat setelah mereka berdiskusi dengan teman teman himpunan.
Dari sana mereka kemudian berburu bahan-bahan yang dibutuhkan. Saat itu mereka menemukan bahan keramik dari sisa-sisa renovasi masjid di kampus mereka.
“Awalnya gak langsung menemukan nada, karena ubin dari limbah dibawahnya masih mengandung semen. Jadi kami bersihkan dahulu, setelah itu mencobanya,” jelas Opik saat ditemui di kampusnya, Jalan Setiabudi, Bandung.
Ia menuturkan, untuk menguatkan nada suaranya, mereka menggunakan resonator yang terbuat terbuat dari limbah pipa. Selanjutnya untuk menemukan suara yang tepat, keduanya bereksperimen dengan seember air.
“Paralonnya dimasukkan ke ember berisi air lalu dipukul-pukul, kalau suaranya sudah sesuai kami tandai. Selanjutnya pipa itu disumbat dengan sponge,” ujar Opik.
Pembuatan alat ini sendiri membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Saron dikatakan selesai apabila mereka benar-benar menemukan nada yang sesuai. Adapun nada yang mereka buat adalah nada diatonis atau nada tangga barat.
Opik menambahkan, alasan mereka membuat nada diatonis karena nada tersebut akan lebih luas. Selain nada diatonis dimaksudkan agar generasi muda bisa lebih menyukai alat musik tradisi.
“Lagipula, nada tradisional biasanya tiap daerah berbeda-beda. Jadi untuk menghindari debat, jadi kami menggunakan tangga nada yang sudah dibakukan saja,” terang Opik.
Setelah membuat saron dari keramik, rencana mereka akan membuat satu set gamelan dengan beberapa material lainnya. Mereka juga berencana membuatnya dengan dua nada yang berbeda, yakni diatonis dan tradisi.[]