More

    Suara Pemilih Pemula dari Indonesia Timur

    ABC AUSTRALIA NETWORK

    (Kiri-kanan) Tracia Eclantia Afoan, Putri Florentia Ludjipau, Margareta Windarti Neonbasu, dan Egidius Serankosat. Foto: ABC International Erwin Renaldi
    (Kiri-kanan) Tracia Eclantia Afoan, Putri Florentia Ludjipau, Margareta Windarti Neonbasu, dan Egidius Serankosat. Foto: ABC International Erwin Renaldi

    Erwin Renaldi
    Para pemilih pemula di Pemilu tahun ini sudah tidak sabar lagi menyuarakan pilihannya nanti. Mereka punya sejumlah cara untuk mempersiapkan diri sebelum pergi ke TPS. Harapan mereka tentunya para calon pemimpin yang akan lebih memperhatikan daerahnya, terutama di kawasan terpencil yang masih tertinggal.

    1. Cari tahu latar belakang calon pemimpin lewat internet
    Memilih calon legislatif janganlah sampai seperti memilih kucing dalam karung. Perlu mengetahui siapa dan apa latar belakang calon politisi yang akan mewakilkan diri kita. Menurut Tracia Eclantian Afoan yang baru memilih tahun ini, para pemilih sebaiknya mencari tahu latar belakang calon pilihannya. “Kita bisa cari di internet atau surat kabar, sering-seringlah membaca koran,” ujarnya. Tracia mengaku menjagokan Joko Widodo sebagai presiden karena menurutnya Jokowi memiliki kepribadian yang sederhana dan ramah.

    - Advertisement -

    2. Menunggu hingga semua partai mengeluarkan calon presidennya
    Putri Florentia Ludjipau, siswi SMKN 1 Kupang, NTT mengaku belum banyak calon-calon presiden yang sudah dipastikan maju di pemilihan presiden tahun ini. “Masih binggung karena belum semua mengeluarkan nama,” ujar Putri. Tak hanya itu menurutnya juga masih banyak calon-calon yang masih belum memiliki nama untuk pendampingnya, atau wakil presiden. Jadi ada baiknya menunggu dan jangan tergesa-gesa dalam memilih. Ia sendiri menjagokan nama Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo sebagai pasangan pimpinan tertinggi di Indonesia. “Wiranto memiliki wibawa yang bagus, ia adalah Muslim tapi menghargai agama lain,” ucapnya.

    3. Pilihan presiden yang pro dengan kerakyatan
    Bagi Egidius Serankosat, mahasiswa Kimia di salah satu universitas di Kupang, memilih presiden jangan saja melihat dari kemampuannya mengurus ekonomi secara makro. “Kita harus lihat juga dari segi sosial, penyediaan pendidikan,” ujar Egi. Egi menilai sekarang semakin mudah terlihat para calon presiden yang hanya mengumbar janji. Egi juga berharap presiden terpilih nantinya bisa menjalin hubungan yang erat dengan Australia. “Semoga warga Indonesia bisa berkomunikasi lancar dengan warga Australia dan membantu satu sama lain, di bidang pendidikan dan sektor sosial lainnya.”

    4. Pillih politisi yang memiliki kemampuan membangun Indonesia secara merata
    Tidak semua politisi memiliki perhatian terhadap daerah-daerah terpencil, seperti di sejumlah lokasi di Indonesia Timur. Menurut Margareta Windarti Neonbasu, Mahasiwa Jurusan Bahasa Inggris dari Universitas Katholik Widya Mandira, Kupang, masih bisa dirasakan bagaimana pembangunan yang tidak merata. “Karenanya saya berharap pemimpin nanti mampu membangun Indonesia secara merata,” ujar Margareta. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here