Inilah yang menjadi alasan sebuah majalan online di Melbourne, Meld, menggelar kampanye SEXtember, yang menyediakan ruang untuk membahas hubungan seks yang aman dan masturbasi.
“Dinamakan SEXtember karena kita ingin membahas soal seks sepanjang bulan September ini di situs Meld, dari berita, gaya hidup, hiburan, hingga diskusi,” ujar Karen Poh, editor dan pengagas situs Meld.
Situs non profit Meld ini dikerjakan oleh para pelajar internasional di negara bagian Victoria.
Menurut Karen, SEXtember yang sudah digelar selama tiga tahun ini menyorot pada topik yang tabu untuk dibicarakan oleh kebanyakan para pelajar internasional.
“Ada beberapa pelajar yang berasal dari budaya dimana tidak menerima hubungan seks sebelum menikah, mereka bisa membahasnya, dan medium online aman karena bisa menjaga tingkat kerahasiaan.
Kampanye SEXtember ini juga digelar dengan kerjasama bersama Red Aware, sebuah kampanye soal HIV yang dilakukan para pelajar untuk mendapatkan pengetahuan soal kesehatan reproduksi.
Hingga saat ini, topik yang sudah dibahas SEXtember adalah seputar kontrasepsi, aplikasi untuk berkencan, edukasi soal seks yang aman, juga ada beberapa cerita pribadi soal orang tua yang konservatif, standar ganda antara pria dan wanita, hingga memilih untuk menjaga keperawanan hingga menikah.
“Kita juga berharap untuk membuka diskusi dan menampilkan sejumlah pandangan, dari konservatif hingga liberal, dan membicarakan bahwa anak-anak muda harus bernegosiasi terus-menerus dengan nilai-nilai ini saat menentukan pilihan,” tambah Karen.
Suara bagi para pelajar
Majalah Meld berdiri pada tahun 2008 untuk menyuarakan pelajar, tempat berbagi informasi, dan membuka jalan untuk mendapat pengalam kerja profesional.
“Sebagai pelajar internasional yang mengambil program jurnalistik pada saat itu, saya memiliki dua kebutuhan,” ungkap Karen. “Pertama, pengalaman para pelajar internasional jarang diungkap dan dilaporkan kepada warga Australia, kedua, sangat sulit bagi pelajar dari program media untuk mendapat pengalaman kerja.”
Melalui SEXtember, Karen berharap majalahnya bisa membantu diskusi soal seks dan kesehatan reproduksi, juga memberikan informasi bagi pelajar dan menjadi lebih sehat.
Kampanye ini mengajak para pelajar untuk mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman pribadi, dan bisa merahasiakan identitasnya.
“Kita berharap lebih banyak kontribusi dari para pembaca. Meski sudah dipastikan mereka bisa merahasiakan identitasnya, tapi ternyata tetap saja mereka malu membicarakannya,” ujar Karen.[]