BANDUNG, KabarKampus – Upaya pemerintah untuk memerangi narkoba di Indonesia dianggap tidak berhasil. Karena jumlah pengguna narkoba dari tahun ke tahun terus meningkat. Padahal hukuman terhadap pengedar dan pengguna narkoba makin berat.
Sebuah buku berjudul War (Coret) On Drugs mencoba memberikan tawaran kepada pemerintah agar tidak memerangi narkoba. Melainkan mendorong pemerintah agar memproduksi narkoba.
Tawaran ini memang banyak dianggap nyeleneh dan tidak realistis bagi sebagian orang. Tapi bagi Patri Handoyo, penulis buku “War (coret) On Drugs” dianggap mampu mengurangi peredaran narkoba di pasar gelap.
“Bisnis narkoba menjadi menarik karena ada motif profit di dalamnya. Karena bila pemerintah menguasai harga pasar narkoba. Tidak ada lagi orang yang mau berbisnis narkoba,” kata Patri Handoyo dalam bedah buku War (coret) On Drugs di kampus Unpad Bandung, Senin, (28/12/2015)
Ia menuturkan, sudah 40 tahun negara memerangi narkoba, namun belum pernah berhasil. Hal itu karena mulai dari produksi hingga pemasaran narkoba dikuasai oleh sindikat atau pasar gelap.
“Karenanya negara tidak pernah menang melawan sindikat narkoba,” katanya dalam bedah buku “War (coret) on drugs) di kampus Unpad, Bandung, Senin, (28/12/2015)
Patri menuturkan, hal ini karena tampat memperoleh narkoba bisa di mana saja, oleh siapa saja, dapat dibeli oleh siapa saja termasuk anak sekolah. Selain itu bahan baku narkoba juga murah, distributor bisa siapa saja, dan kadang konsumen bisa jadi pengedar.
Sementara itu kata Patri, berbagai upaya pemerintah memerangi narkoba dengan menaikkan ancaman hukuman dan denda pun tidak berhasil. Meski ancaman hukuman dan denda naik, baik produsen narkoba dan konseumen narkoba terus mengalami peningkatan.
“Pada tahun 2008 konsumen narkoba mencapai 3,1- 3,6 Juta pertahun. Namun pada tahun 2011 jumlahnya meningkat menjadi 3,7 – 4,7 juta,” katanya.
Begitu juga, kata Patri, dengan upaya pemerintah merehabilitasi pecandu narkoba. Hanya 20 persen yang berhasil. Sementara 80 persennya kembali lagi ke tempat rehabilitasi.
“Oke dia bisa bertahan bersih dalam rehabilitasi, tapi ketika keluar lingkungan yang ada saat ini tidak mendukung,” ungkap Patri.
Menurut Patri, hal ini terjadi karena negara ini memerangi narkoba. Padahal memerangi narkoba sama saja dengan menyerahkan tata niaga narkoba ke tangan penjahat.
Oleh karena itu, kata Patri, untuk menang melawan sindikat narkoba adalah negara mengambil alih produksi narkoba. Bukan lagi di tangan bandit dan sebagainya.[]