BANDUNG, KabarKampus – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia memproyeksikan 130 Milyar Dollar pada tahun 2020 dari bidang teknopreneur. Karena itu Kominfo menargetkan Indonesia memiliki 200 teknopreneur pertahun atau 1000 teknopreneur pada tahun 2020.
“Sekarang belum menghasilkan. Tapi Insya Allah 2016 tercapai 200,” kata Rudiantara di kampus ITB, Bandung, Jumat, (08/01/2016).
Rudiantara menjelaskan, untuk mengahasilkan 200 teknopreneur melalui proses yang panjang. Diantaranya harus ada pendidikan terstruktur dan tersistematik. Bukan hanya dari hobi otak-atik.
“Tidak hanya itu, para teknopreneur juga perlu mendapatkan pengetahuan bagaimana mematenkan, bagaimana melakukan kajian assement, riset tentang pasar. Pada intinya adalah mencapai target 200 teknopreneur setiap tahun,” ungkap pria yang pernah menempuh pendidikan S1 di Unpad ini.
Nantinya, kata Rudiantara, semua stakelholder termasuk pemerintah menyiapakan program ini bersama- sama. Adapun untuk sumber dana bisa dari mana saja.
“Bisa dari pemerintah atau sponsor yang merasa mendapatkan benefit dari proses teknopreneur ini,” ungkapnya.
Namun katanya, lembaga yang memegang peranan penting dalam menciptakan teknopreneur adalah perguruan tinggi. Karena memang secara empiris di negara manapun tempat tumbuhnya teknopreneur ada di perguruan tinggi.
“Di Indonesia tidak hanya ITB. Namun juga ada di Gunardarma, STMIK, dan lainnya,” jelasnya.[]
