More

    Memperingati Hari Autisme Bersama Dermaga Sastra

    Anak-anak unjuk gigi menabuh jimbe dalam acara Peringatan Hari Autis Sedunia di Spasial,Gudang Selatan, Bandung, (02/04/2016). Dok. Demaga Sastra
    Anak-anak unjuk gigi menabuh jimbe dalam acara Peringatan Hari Autis Sedunia di Spasial,Gudang Selatan, Bandung, (02/04/2016). Dok. Demaga Sastra

    BANDUNG, KabarKampus – Sastra dan anak-anak autis sebenarnya memiliki kesamaan yang unik. Sastra merupakan sesuatu hal yang terkadang sulit untuk dimengerti, sama halnya dengan bahasa autis.

    Keduanya hanya dapat dimengerti dan dipahami oleh sebagian kalangan saja yang memiliki daya interpretasi lebih dibandingkan orang-orang pada umumnya. Dengan begitu, keduanya memiliki posisi yang sama di tengah masyarakat, yakni sesuatu yang spesial.

    Nah dalam rangka memperingati Hari Autisme se-dunia kedunya bertemu dalam acara Kopi Darat bertajuk “Merayakan Autism Awareness Day 2016 bersama Sastra”. Kegiatan ini bertempat di Spasial, Jl. Gudang Selatan 22, Bandung pada tanggal (02/04/2016).

    - Advertisement -

    Acara Kopi Darat digagas oleh Dermaga Sastra, yaitu komunitas yang didirikan mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan untuk mewadahi pecinta sastra di lingkungan Unpar. Acara ini mengajak anak-anak berkebutuhan khusus dari Yayasan Percik Insani memberikan persembahan terbaik dalam bermusik seperti piano dan jimbe.

    Selain itu terdapat juga persembahan puisi dari para orang tua yang tergabung di dalam Yayasan Percik Insani untuk anak-anaknya. Acara ini juga diisi dengan open mic dalam pembacaan puisi dari para pendiri DS, serta audience dan unit kegiatan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, Syarekat Seni Faculteit des Recht (SSFdR). Diana Sofyan (Mami Diana) selaku ketua dari Yayasan Percik Insani juga tampil sebagai narasumber dalam talkshow yang diselenggarakan.

    “Acara ini bertujuan untuk memberikan ruang yang sama dengan masyarakat pada umumnya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus tersebut,” kata Annisa Resmana, mahasiswa HI Unpar 2012 salah satu founder DS.

    Menurut Annisa, melalui kegiatan ini, mereka ingin keluh kesah dan pengalaman dari anak-anak autis dapat disuarakan melalui puisi. Kemudian mereka jugamelahirkan suatu bentuk kesadaran baru bagi teman-teman yang mendengarkan atau membaca puisi karya mereka.

    Kedepan acara yang digelar DS ini dapat diselenggarakan secara rutin dengan mengambil ragam tema eksploratif. Sehingga dapat menarik lebih banyak lagi kalangan, serta dapat menyebarluaskan keberadaan Komunitas DS yang terbilang masih sangat baru.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here