More

    Pekan Literasi Kebangsaan Hasil Gotong Royong Pemuda dan Pemudi

    IMAN HERDIANA

    Diskusi UU ITE rangkaian Festival Indonesia Menggugat#3: Pekan Literasi Kebangsaan di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintiskemerdekaan, Bandung, Sabtu (3/12/2016). Dari kanan ke ke kiri, Indriyatno dari ICT Watch, Ahmad Fauzan (moderator/KabarKampus), Asep Komarudin dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers, Ratna Catur Wulandari (jurnalis/AJI Bandung). FOTO: IMAN HERDIANA
    Diskusi UU ITE rangkaian Festival Indonesia Menggugat#3: Pekan Literasi Kebangsaan di Gedung Indonesia Menggugat, Sabtu (3/12/2016). (Dari kanan) Indriyatno dari ICT Watch, Ahmad Fauzan (moderator/KabarKampus), Asep Komarudin dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers, Ratna Catur Wulandari (jurnalis/AJI Bandung). FOTO: IMAN HERDIANA

    BANDUNG, KabarKampus-Puluhan buku dari penerbit independen mengisi lapak-lapak pada Pekan Literasi Kebangsaan di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan No. 5 Bandung. Pekan ini hasil gotong royong pemuda dan pemudi yang resah di era demokrasi ini.

    “Pekan Literasi Kebangsaan” merupakan bagian dari Festival Indonesia Menggugat#3 yang rutin digelar setiap tahunnya di Gedung Indonesia Menggugat yang legendaris. Selain menghadirkan lapak buku, acara ini juga dimeriahkan teater mahasiswa, bedah buku, pemutaran film dan berbagai diskusi kritis.

    - Advertisement -

    Furqan AMC, juru bicara Pekan Literasi Kebangsaan, mengatakan acara yang berlangsung sepekan, dari 1-7 Desember ini, disiapkan dalam waktu singkat, yakni dua minggu saja.

    “Gagasan ini muncul dari kesadaran bahwasannya demokrasi bukan semata urusan elektoral semata. Pemuda-pemudi yang terlibat di kegiatan ini percaya, demokrasi harus disemai dengan gagasan utuh dan kualitatif. Maka gerakan literasi menjadi gerakan pokok untuk dimajukan ke depan,” kata Furqan AMC, dalam sambutan pemukaan Festival Indonesia Menggugat#3: Pekan Literasi Kebangsaan, Kamis (01/12/2016).

    Ia mengungkapkan, para pemuda dan pemudi yang terlibat dalam gerakan literasi Pekan Literasi Kebangsaan berasal dari berbagai kalangan, mulai mahasiswa, komunitas buku, pegiat film, jurnalis, kaum miskin kota dan disabelitas.

    Hasilnya, ada 20 penerbit yang membuka lapak di ruang-ruang Gedung Indonesia Menggugat, sejumlah launching buku, pertunjukan teater dari berbagai kampus se-Bandung Raya.

    Tidak hanya itu, Pekan Literasi Kebangsaan juga menggelar bincang-bincang yang melibatkan 50 komunitas di Bandung, mulai komunitas dokter, pejuang HAM, pejuang literasi, sastra, hingga delapan kedai kopi yang menawarkan kopi-kopi khas nusantara.

    Ia menyebutkan, kegiatan literasi didanai secara gotong royong. “Pekan Literasi Kebangsaan tak memiliki sponsor dan tak memiliki penyandang dana. Kegiatan dilakukan secara swadaya dan gotong royong,” katanya.

    Dengan kata lain, partisipasi komunal atau gotong royong sangat penting dalam melakukan suatu gerakan. “Kita yakin bahwa partisipasi komunal akan mampu memecahkan masalah apa pun dalam keterbatasan apa pun,” ujanya.

    Ia yakin, partisipasi komunal menjadi jalan terbaik dalam membangun bangsa. “Maka di Gedung Indonesia Menggugat ini mari bersama-sama menyusun tesis ke Indonesia yang lebih baik,” ajaknya. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here