Penulis : Mustofa Sam (Aktivis Sosial)
SURABAYA, KabarKampus – Dulu, orang menggunakan matahari sebagai penunjuk waktu untuk beraktivitas. Itulah yang disebut dengan jam matahari atau sundial yang merupakan perangkat sederhana untuk menunjukkan waktu berdasarkan pergerakan matahari. Jam matahari merupakan penunjuk waktu yang sangat kuno. Tidak ada yang tahu secara pasti kapan jam matahari ini ditemukan, namun kebanyakan jam matahari berasal dari Yunani yang ditemukan oleh Chaldean Beroris yang hidup sekitar 340 SM.
Jam matahari ini kembali diperkenalkan oleh komunitas Surabaya Astronomy Club (SAC) kepada anak-anak di tempat peribadatan Langgar Terop, Kampung Kenjeran IV-C, Surabaya, Minggu (29/01/2017). Dalam kegiatan tersebut anak-anak dilatih untuk membuat jam matahari dan mempraktekkannya.
Dalam melatih anak-anak, SAC menggandeng karang taruna RT.04/RW.02. Anak-anak diminta untuk membawa alat seadanya seperti kertas yang sudah tercetak model jam matahari, kertas buffalo, gunting, penggaris, lem, lidi dan plastisin/malam. Kemudian, mereka diajarkan membuat jam jam matahari dan mempraktekkannya setiap ada matahari dengan penjelasan waktu pada jam matahari teragntung pada bayangan yang muncul.
Meski saat belajar membuat jam matahari hujan mengguyur kampung Kenjeran, tidak menyurutkan semangat mereka untuk belajar membuat jam matahari. Antusiasme anak-anak pun sangat tinggi.
Tidak hanya memberikan pengajaran tentang jam matahari saja, SAC juga membawa telescope untuk disampaikan kepada anak-anak tentang fungsi dari setiap bagian yang terdapat di telescope.
Selain mengenalkan dunia astronomi, mereka juga mengenalkan sejumlah permanan dolanan atau permainan teradisional untuk dipamerkan lewat pameran dengan judul Star Party Dolanan. Dalam pameran ini ada 40 permainan tradisional yang dikenalkan kepada anak-anak dan warga kampung.[]