
BANDUNG, KabarKampus – Sekitar 20 jurnalis yang tergabung dalam Solidaritas Jurnalis Bandung memperingati Hari Buruh Internasional di Depan Gedung Sate Bandung, Senin, (01/05/2017). Dalam aksi ini mereka mengajak jurnalis atau pekerja media untuk berserikat.
“Sebagaimana hari buruh sebelumnya, tuntutan para buruh pembuat berita adalah perbaikan kesejahteraan. Salah satu upaya untuk mewujudkannya, pekerja media harus membangun serikat pekerja,” kata Ari Syahril Ramadhan, Ketua AJI Bandung, Senin, (01/05/2017).
Ari menjelaskan, kesejahteraan jurnalis merupakan bagian penting untuk mewujudkan independensi pers. Bila selama ini musuh kebebasan pers berada di luar pers, kini ancaman kebebasan pers justru muncul dari dalam media itu sendiri.
“Di bawah cengkraman industri media jurnalis kian sulit menuntut kesejahteraan yang merupakan haknya. Padahal tanpa kesejahteraan sulit bagi jurnalis untuk bekerja profesional dan independen,” ungkap Ari Syahril Ramadhan yang juga koordinator aksi.
Bila jurnalis tidak berserikat, tambah Ari, akan membuat posisi tawar jurnalis semakin lemah. Hal itu akan membuat pemilik media makin semena-mena dalam memenuhi kesejahteraan jurnalis.
Apalagi saat ini, banyak jurnalis menyandang status kerja tidak tetap mendapat upah yang memprihatinkan. “Bahkan banyak jurnalis yang belum memiliki jaminan sosial baik BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan,” tambah Ari Syahril Ramadhan.
Oleh karena itu dalam peringatan Hari Buruh Sedunia atau May Day, Solidaritas Jurnalis Bandung mengajak seluruh jurnalis untuk membentuk serikat pekerja baik di tempatnya bekerja maupun lintas media. Kemudian menuntut perusahaan media memenuhi hak normatif pekerja media, seperti BPJS, Hak Pensiun, dan Tunjangan Hari Libur.
Solidaritas Jurnalis Bandung juga menuntut pemerintah Kota Bandung untuk memberlakukan upah layak minimal sesuai UMK Bandung. “Kami juga menuntut Dinas Tenaga Kerja untuk melakukan pengawasan dan audit perusahaan media,” tandas Ari Syahril Ramadhan. []






