“Dokumen ini, yang merupakan hasil kerja dan pertukaran pendapat kita, saya yakin, akan mengambil tempat yang menjadi haknya dalam sejarah dunia. Bagi siapapun yang tidak mengikuti terus jalannya perundingan-perundingan kita, tidak akan mudah mengukur betapa pentingnya kadar saling pengertian dan musyawarah yang diperlukan untuk mencapai hasil ini”
~ Ali Sastroamidjojo, Ketua KAA 1955 pada Pidato Penutupan KAA 1955.
63 Tahun sudah usia perhelatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang digelar di Gedung Merdeka dan Gedung Dwi-warna di Bandung. Sebanyak 29 negara di Asia-Afrika yang berkomitmen menjelaskan posisinya dalam dua pertentangan Perang Dingin antara blok Uni Soviet dan Amerika Serikat, duduk bersama dalam sebuah konferensi akbar. Posisi mandiri mereka diputuskan dalam komitmen bersama yang disebut Komunike Akhir KAA 1955 dan termaktub di dalamnya yaitu pernyataan Dasasila Bandung yang bernilai abadi.
Dalam usia lebih dari setengah abad, peristiwa KAA 1955 terabadikan dalam dokumen-dokumen sejarah. Dokumen tersebut masuk dalam kategori antik. Benda antik adalah benda yang dikumpulkan orang karena kelangkaan, keindahannya, keunikannya atau kombinasi dari ketiga kategori tadi (Rozakis, Laurie E., 1997). Usia dokumen disebut antik bervariasi di antara 50-100 tahun usia saat dokumen tersebut diterbitkan. Beberapa pidato kenegaraan dan hasil komunike akhir KAA dapat diduplikasi secara gratis untuk publik (dengan menyebut sumber referensi), sedangkan untuk beberapa dokumen yang ditulis pribadi terbentur oleh aturan UU (No.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta). Akan tetapi akses informasi seputar dokumen KAA tersebut seharusnya dapat terbuka atau digunakan oleh masyarakat.
Upaya untuk mengumpulkan dan merawat dokumen sezaman tersebut dapat dilakukan melalui inisiatif warga atau komunitas, sebagai alternatif kelembagaan pustaka yang resmi.
Dalam rangka akses publik seputar sejarah KAA 1955 ini, kami dari komunitas Asian-African Reading Club (AARC) menyelenggarakan Pameran Dokumen KAA 1955. Diharapkan dari pameran ini, publik dapat mengetahui sesungguhnya peristiwa KAA 1955 seperti yang terjadi pada zamannya (bukan hoax) dan dapat mempergunakan informasi dari pameran tersebut untuk kegiatan penelitian maupun terapan lainnya yang bermanfaat.
Kegiatan Pameran Dokumen Konferensi Asia-Afrika 1955 digelar di :
Kaka Café,
Minggu, 22 April 2018,
Pukul 12.00 – 21.00 WIB
Berikut ini dokumen yang dipamerkan berupa buku dan majalah (dibatasi) yang terbit pada tahun 1955 dan 1956:
1. ASIA-AFRICA SPEAKS FROM BANDUNG
2. ASIAN-AFRICAN CONFERENCE BULLETIN NO.1 – 9 (LENGKAP)
3. BUKU PERINGATAN KONFERENSI ASIA-AFRIKA
4. DIRECTORY ASIA-AFRICA CONFERENCE BANDUNG 1955 (1st EDITION)
5. DIRECTORY OF ACCOMMODATION ASIAN-AFRICAN CONFERENCE BANDUNG, APRIL 1955 (2ND EDITION)
6. DJAWA-BARAT MEMBANGUN
7. GADJAH MADA TH VI – NO.4
8. KONPERENSI BOGOR – KONP.PARA PM DARI 5 NEGARA COLOMBO
9. MIMBAR PENERANGAN NO.4
10. MIMBAR PENERANGAN NO.6
11. NEGARA-NEGARA PESERTA KONFERENSI ASIA-AFRIKA
12. PARTAI NASIONAL INDONESIA DAN KONP. A – A / EDISI 12
13. SHORT GUIDE BANDUNG AND ENVIRONS (+ MAPS)
14. SOUVENIR KONPERENSI ASIA-AFRIKA DALAM GAMBAR
15. STAR WEEKLY NO.488. 7 MEI 1955
16. STAR WEEKLY NO.530. 25 PEBRUARI 1956.
Selain pameran dokumen, AARC juga memajang beberapa buku yang sejak tahun 2009 berhasil ditadaruskan secara kontinu setiap Selasa (tahun 2009) dan Rabu (2010-sekarang).
Demikian ulasan singkat semacam pengantar pameran ini. Bismillah, God Speed!
Bandung, 22 April 2018
Asian-African Reading Club
Didukung sepenuhnya oleh:
Geostrategy Study Club
@kaka_cafe
@KabarKampusCom
@FutureClub.id
@Asian_African_Reading_Club