Triawan Munaf, Ketua Badan Ekonomi Kreatif di kegiatan stadium general di kampus ITB, Bandung, Rabu, (10/10/2018). Foto : FauzanBANDUNG, KabarKampus – Mahasiswa tak dapat dianggap enteng lagi dalam dunia ekonomi kreatif. Karena tak sedikit dari mereka sudah menjadi pelaku dalam ekonomi kreatif itu sendiri.
Hal ini diungkapkan Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif saat memberikan Stadium General di Aula Barat ITB, Rabu, (10/10/2018). Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai jurusan di ITB.
Menurut Triawan, mahasiswa merupakan bagian dari pelaku ekonomi kreatif. Karena diantara mereka sudah banyak yang bisa membuat produk, mempackage dan, memasarkannya.
“Namun itu belum cukup. Masih ada Ilmu tambahan. Oleh akrena itu, Kediputian Riset dan Edukasi Bekraf melakukan MOU terhadap sekitar 30 kampus untuk mendorong ekonomi kreatif,” katanya.
MOU tersebut, kata Triawan, diantaranya memberikan mentoring kepada mahasiswa. Seperti, bagaimana mendesain dan mempackaging produk mereka dengan baik. Mentoring tersebut juga tergantung spesifikasi dari Perguruan Tinggi masing-masing.
“Seperti orang Jepang, itu packagingnya kuat sekali. Mochi aja dipackaging dengan baik sampai sayang ngebukanya. Seperti itu yang kami ajarkan,” tambahnya.
Selain itu ungkap Triawan, mereka juga mengenalkan cara bagaimana mengakses permodalan. Kemudian membangun ekosistem, karena tanpa ekosistem maka tidak akan jadi apa-apa.
Namun biasanya menurut Triawan, rata-rata perguruan tinggi yang bagus memiliki ekonomi kreatif yang bagus. Begitu sebaliknya, bila tidak bagus, ekonomi kreatifnya juga tidak bagus.
Posisi Indonesia
Berdasarkan catatan Triawan, perputaran nilai dari industri ekonomi kreatif di Indonesia berada nomor tiga dunia. Pertama adalah Amerika dengan 11,12 persen, Korea, 8,67 persen, Indonesai 7,44 persen, dan Rusia 6,06 persen. Sementara itu, kontribusi ekonomi kreatif di pasar dunia saat ini, perputaran nilainya mencapai dua kali lipat terhadap total belanja peralatan militer.[]
