BANDUNG, KabarKampus – Di tengah banjir hoax seperti sekarang, kebenaran menjadi begitu mahal. Saking mahalnya, ia tak tergantikan dengan uang. Itu sebabnya, kebenaran menempati elemen pertama dalam sembilan elemen jurnalisme.
Hal itu disampaikan kader GSC Angkatan I Ressy R. Utary saat membekali mahasiswa Program Studi Hubungan International Universitas Wanita Internasional, Sabtu (27/7/2019) di bilangan Pasir Kaliki Bandung.
Menurut mojang asal Tasikmalaya ini, elemen pertama itu menentukan nilai sebuah berita. Pasalnya, seorang jurnalis telah bersumpah menyajikan kebenaran melalui beritanya.
“Selain itu, seorang jurnalis juga tidak boleh menyembunyikan sesuatu demi keuntungan semata,” katanya.
Itu sebabnya, ujar Ressy, sembilan elemen jurnalisme ini wajib dipahami di awal. Dengan begitu, peserta kelak diharapkan mampu menghasilkan karya jurnalistik yang kredibel dan bermutu.
“Sebelum praktik, prinsip dasar ini harus lebih dahulu dipahami peserta. Supaya jadi panduan mereka dalam melakukan investigasi jurnalistik,” imbuh mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung ini.
Selanjutnya, Ressy memperkenalkan tiga bentuk karya jurnalistik kepada peserta bengkel kerja, seperti news, features, dan views.
Kader GSC ini juga mendorong peserta aktif memanfaatkan keterampilan analisa sebagai mahasiswa Hubungan Internasional. “Anak HI kan kerap berlatih membuat analisa di kelas. Itu modal dasar yang kuat untuk nantinya menulis karya-karya jurnalistik yang investigatif di masa depan,” imbunya.
Tingkatkan Kualitas, IWU Gelar Bengkel Kerja Jurnalistik Dasar
Melalui bengkel kerja Jurnalistik Dasar, kualitas mahasiswa IWU diharapkan terus meningkat. Demikian disampaikan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Bisnis IWU Imas Komariyah saat membuka resmi acara bengkel kerja bertajuk Jurnalistik Dasar di kampus IWU, Sabtu, (27/7/2019).
“Kami mendukung acara ini. Sebab, acara ini berguna bagi peningkatan kualitas mahasiswa di IWU,” ujar Imas Komariyah yang pagi itu dibalut jas berwarna gelap dan jilbab kuning.
Imas melanjutkan, usai acara ini mahasiswa didorong mampu menerapkannya. Terlebih lagi, acara sebaiknya terus dilanjutkan secara berkala.
Menurutnya, setiap kegiatan yang berdampak positif bagi kemajuan mahasiswa akan selalu didukung penuh oleh pihak manajemen kampus.
Sambil mengapresiasi kerja panitia, ia juga menyinggung keterlibatan mahasiswa asal program studi Administrasi Bisnis IWU yang antusias terlibat dalam acara yang digelar di penghujung minggu itu.
Senada dengannya, Ketua Program Studi HI IWU Sintya Catur mengaku, acara bengkel kerja ini kelak berlanjut berkala. Hasilnya tidak hanya bermanfaat bagi peningkatan kapasitas mahasiswa di bidang jurnalistik tapi juga mempublikasikan program-program edukasi publik di IWU.
“Saya memandang positif kegiatan ini. Ke depan akan kembali digelar,” ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Hima HI IWU Brilliant menjelaskan, pihaknya merencanakan acara ini sebagai bagian dari persiapan program selanjutnya. Para pesertanya didorong aktif menulis mempublikasikan program Hima HI IWU di berbagai media, termasuk blog yang sedang dikembangkan.
“Kurang lebih begitu, hasil belajarnya langsung dipraktikkan,” imbuh mahasiswa semester enam itu.
Dalam acara itu, hadir dua narasumber pegiat literasi asal Geostrategy Study Club (GSC) Ressy R. Utary dan Desmond S. Andrian.
Kedua narasumber mengawali materi pengantar dan kemudian dilanjutkan dengan praktik menulis. Setiap peserta memilih topik dan menyusun langkah-langkah utama dalam penulisan berita.[]
Geostrategy Study Club
