Imanha
BANDUNG, KabarKampus – Indonesia selain memiliki kekayaan alam melimpah, namun juga menyimpan banyak sekali sumber gempa bumi berupa patahan atau sesar aktif. Pusat Studi Gempa Bumi Nasional (Pusgen, 2017) merilis hampir 300 patahan gempa yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Karena itu mitigasi atau pengurangan resiko bencana sangat penting.
Kepala Subbidang Mitigasi Gempabumi Wilayah Barat Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Ahmad Solihin, bilang hampir 300-an patahan gempabumi tersebut tersebar di kepulauan Indonesia, dari barat ke timur.
Pemetaan itu hasil studi bersama yang terdiri dari banyak lembaga riset kementerian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Badan Geologi, termasuk dari pelbagai universitas. “Hasil penelitian masing-masing digabungkan, hasilnya kita memetakan hampir 300 patahan aktif di Indonesia,” kata Ahmad Solihin, saat berbincang dengan KabarKampus di Kantor PVMBG, Bandung, Kamis (28/11/2019).
Sebanyak hampir 300 titik sumber gempabumi itu sudah didefinisikan baik dari segi geometri, geografi, maupun potensi kekuatannya. Namun titik-titik tersebut membutuhkan verifikasi di lapangan, sebab peta yang dihasilkan baru dalam skala regional.
Kekuatan gempabumi dari 300-an patahan aktif bervariasi. Untuk menentukan suatu patahan gempa aktif, menurut Ahmad, tidak harus bermagnitude maksimum. Contohnya sesar Lembang yang membentang 29 kilometer dari Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, ke Padalarang, yang pernah aktif pada 2011. Saat itu kekuatannya magnitude 3, tetapi dalam definisi kekuatannya bisa mencapai di atas magnitude 6.
Sumber gempa aktif sendiri didefinisikan sebagai sumber gempbumi yang pernah terjadi gempabumi dalam kurun waktu 11 ribu tahun lalu. “Jadi jika dalam kurun 11 ribu tahun terjadi sekali saja gempabumi, itu bisa disebutkan aktif,” katanya.
Sesar-sesar gempa aktif tersebut tersebar mulai di Sumatera, Jawa, Sulawesi, sampai ke timur Indonesia seperti Papua dan sekitarnya. Paling banyak sesar aktif tersebut berada di timur Indonesia. Di pulau Jawa pun banyak sekali sesar gempa bumi aktif, contohnya di Jawa Barat di mana ada sesar Lembang, Cimandiri Sukbumi, Baribis Majalengka, Garsela Garut, dan lainnya.
Di luar 300-an sumber gempa itu, diperkirakan masih ada ribuan titik lagi yang belum terdefinisikan. Itu terutama patahan kecil atau minor, patahan yang tertimbun sedimen tebal, dan lain-lain.
Patahan gempa sendiri memiliki karakteristik tersendiri. Untuk patahan besar yang berada di darat biasanya lebih mudah diidentifikasi. Tetapi ada pula patahan besar di darat yang tertimbun material sehingga tak terlihat secara kasat mata. Contohnya patahan Pidi Jaya, Aceh, yang baru terpetakan sejak patahan itu bergerak pada 2016 dan 2017.
Menurut Ahmad, di timur patahan Pidi Jaya terdapat sesar besar Sumatera yang sudah terdefinisikan dengan baik. “Nah yang Pidi Jaya kita sebelumnya belum tahu ada sesar di sana. Setelah kejadian baru kita bisa melihat ada sesar. Jadi ada yang belum terpetakan sebelumnya,” katanya.
Sesar-sesar “tersembunyi” dan belum terdefinisikan itu tersebar di penjuru Indonesia, di darat maupun di lautan. Ada yang bersifat minor, tapi ada pula yang besar dan memiliki kekuatan besar pula.
“Yang belum terdefinisikan bisa banyak sekali, bisa saja ribuan. Termasuk patahan-patahan yang minor,” katanya. []