More

    Unsoed Kenalkan Teknologi “Superbodi” Dukung Ketahanan Pangan di Masa Pandemi

    Tim Faperta Unsoed mempraktekkan teknologi superbodi kepada petani desa Wlahar Wetan. Dok. Unsoed

    PURWOKERTO, KabarKampus – Fakultas Pertanian (Faperta) Unsoed mengenalkan Teknologi Superbodi untuk mendukung ketahanan pangan pada masa pandemi. Teknologi Superbodi dikenalkan kepada para petani desa Wlahar Wetan, Selasa, (28/04/2020).

    Kegiatan ini diinisiasi oleh Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D dan tim desa binaan Faperta Unsoed yang diketuai oleh Dr. Ir. Agus Sutanto, M.P. Mereka mempraktekkan langsung teknologi superbodi di lahan petani.

    - Advertisement -

    Dalam praktek ini tetap dengan pembatasan jumlah peserta dan penggunaan masker, penerapan physical dan social distancing. Selanjutnya ditindaklanjuti  dengan alih teknologi melalui video Teknologi Tepat Guna sebagai upaya mengurangi resiko penularan virus covid-19 selama masa pandemi.

    Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D mengatakan, teknologi ini menjawab kekhawatiran para petani yang terlambat panen padi yang ditanam pada musim tanam pertama. Mereka mengeluhkan ketakutan tidak akan bisa panen pada musim tanam kedua jika menanam padi lagi, karena diprediksi akan kekurangan air pada pertengahan fase pertumbuhan tanaman.

    Menurutnya, beberapa petani melaporkan selama ini peluang panen pada musim tanam kedua hanya sekitar 50% pada lahan-lahan yang terlambat memanen padi yang ditanam pada musim tanam sebelumnya. Artinya, sebagian petani akan mengalami gagal panen akibat kekeringan.

    “Pelaksanaan alih teknologi di lapang juga dipilih sebagai upaya meminimalkan penularan virus covid-19 dibandingkan jika dilaksanakan di ruang tertutup. Sinar matahari pagi selama beraktivitas di lahan juga diharapkan menjadi salah satu upaya mengikuti anjuran berjemur untuk menjaga para pengabdi dan peserta alih teknologi semakin sehat”, ungkap Prof .Totok Agung seperti dirilis humas Unsoed, Kamis, (30/04/2020).

    Istilah Superbodi merupakan akronim dari masukkan benih di pertengahan bonggol/bedogol padi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pendampingan Desa Binaan Faperta Unsoed tahun 2020. Alih teknologi ini mengawali penanaman demplot Superbodi yang diharapkan menjadi sekolah lapang bagi para petani setempat.

    Prof Totok menjelaskan, penanaman benih kedelai, kacang hijau ataupun biji palawija lain dengan teknik ini akan mendukung pertumbuhan tanaman. Hal tersebut, karena terjaganya perakaran tanaman yang biasanya terganggu oleh merekahnya tanah akibat kekuarangan air pada musim tanam kedua.

    Seresah bonggol padi, lanjut Prof Totok, dapat mempertahankan kelembaban tanah di bagian perakaran kedelai dan menjadi cadangan bahan organik sehingga pertumbuhannya menjadi tetap optimal. Biasanya petani menanam  kedelai di sela-sela bonggol tanaman padi musim tanam sebelumnya, sehingga tanaman mengalami kekeringan dan tidak dapat bertahan hingga panen.

    “Teknologi ini digali dari kearifan lokal petani di beberapa daerah, yang disempurnakan dengan pengaturan jarak tanam sejak pertanaman padi sebelumnya, penggunaan varietas unggul dan penggunaan biofertilizer”, jelasnya.

    Tim berharap teknologi ini mampu membangkitkan semangat petani untuk tetap menjaga kesehatan selama menjalankan perannya sebagai penopang ketersediaan pangan di masa pandemi. Selain itu diharapkan mampu sekaligus sebagai bentuk sumbangsih lembaga dalam mendukung ketahanan pangan nasional.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here