BANDUNG, KabarKampus – Pandemi Covid-19 tidak hanya mengancam kesehatan manusia, namun juga memporakporandakan ekonomi dunia, pengangguran dan kesulitan keuangan. Sehingga gelombang stres, kepanikan, dan ketakutan yang luar bisa terjadi di masyarakat.
Selain itu isolasi dan pembatasan fisik yang berkepanjangan membuat stress menjadi lebih berat. Situasi ini juga bisa menimbulkan gelombang depresi dan bunuh diri. Sehingga dalam situasi seperti ini kesehatan mental menjadi begitu penting dan dibutuhkan.
Oleh akrena itu Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui TPKJM bekerja sama dengan ITB ( STEI, FSRD, DKV dan LPPM), Pusdi Infeksi Fakultas Kedokteran UNPAD, RS Melinda-2 dan Surya Medika membuat sebuah aplikasi untuk mencega dampak psikologis Covid-19. Aplikasi ini dinamakan ruangempati.com.
Teddy Hidayat dr SpKj (K), Pakar Kesehatan Jiwa, menjelaskan, mereka yang berisiko stres adalah kelompok usia lanjut dan anak-anak. Selain itu juga mereka yang sebelumnya sudah menderita gangguan dan para petugas medis yang merawat pasien atau yang digaris depan.
“Dari pengalam klinis, sebagian besar tenaga medis yang merawat pasien Covid-19 mengeluh dampak psikologis dan rentan terhadap tekanan,” ungkap Teddy dalam siaran persnya, Jumat, (01/05/2020).
Ia menjelaskan, lebih dari 80% pasien menujukkan gejala ringan atau asimptomatik, 20% perlu perawatan dan 4% meninggal. Perbedaan keparahan ini terjadi karena faktor imunitas.
Pasien dengan imunitas rendah, tambahnya, berisiko menjadi parah dan meninggal. Oleh karena itu memahami faktor imunitas, sama pentingnya dengan memahami virus itu sendiri.
“Stres dan kecemasan yang terus-menerus, melalui mekanisme HPA aksis dan Cortisol akan menurunkan imunitas. Mengatasi stres dan kecemasan selain dapat mengurangi penderitaan juga mempertahankan imunitas agar sakit tidak menjadi lebih parah atau meninggal,” terang Teddy.
Konten ruangempati
Di laman ruang empati terdapat konten yang berisi, Self-assessment, Psikoterapi seni Pendampingan virtual, Mindfulness, Manajemen stres, Tele-psikiatri emergensi, dan Psikoedukasi. Pendampingan virtual dilakukan oleh relawan yang terlatih, melalui ruang tengah, DM Intragam @ketik.hasaka 081.827.2255.
Sementara itu, untuk kasus-kasus yang sulit dan memerlukan penanganan lebih lanjut dirujuk ke Tele-psikiatri emergensi yang dilayani oleh psikiater di RS Melinda-2.
Teddy menjelaskan, psikoterapi seni yang ada di dalamnya merupakan sesuatu yang jarang dikenal dan dimanfaatkan. Ia berharap melalui ruangempati.com ini, pskikoterapi seni memberi warna lain yang lebih menarik dan aktual bagi masyarakat.
“Harapannya psikoterapi seni dapat menjadi daya tarik tersendiri dan masyarakat merasakan manfaatnya,” ungkap Teddy.
Kemudian mindfulness meditation dan latihan relaksasi merupakan sumbangsih dari Prof DR Luh Ketut Suryani SpKj, Guru Besar FK Udayana Bali yang pakar dibidang tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan toleransi atau daya tahan terhadap stres dan membuat lebih siap menghadapi tekanan.
Aplikasi yang dikembangkan oleh STEI – ITB ini menjadi lebih menarik lagi untuk dinikmati karena dalam pembuatannya Ahli Desain Komunikasi Visual ITB mengolah pesan secara informatif, komunikatif, dan efektif, serta sekreatif mungkin agar pesan dapat mencapai sasaran.
Aplikasi ruangempati.com ini tidak hanya akan digunakan selama pandemi Covid-19 saja, tetapi akan terus dikembangkan untuk kepentingan di Perguruan Tinggi dan masyarakat.[]







