More

    Haji, Palestina, Dan Iblis Yang Kasat Mata

    Oleh: Ahmad Fadhil*

    Ilustrasi Foto: uinsgd.ac.id

    Ahmad Amin dalam buku Faydh al-Khathir mengatakan bahwa cerita tentang unta terbang lebih menarik daripada cerita tentang unta berjalan. Itu karena manusia lebih menggemari dongeng yang fantastis daripada uraian tentang kenyataan. Contohnya, Kaum Musyrik Mekah pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW. tentang Ashhabul Kahfi yang tidur selama ratusan tahun dan Dzulqarnain yang berkeliling dunia. Dua kisah ajaib itu dituturkan di dalam Surah al-Kahfi, tapi volume penjelasan tentang hikmahnya jauh lebih banyak karena inilah yang lebih penting.

    Kecenderungan yang sama terjadi pada pembahasan seputar ibadah haji. Pada awal tahun 2025 ini, siaran langsung berjalan kaki atau bersepeda ke Mekah viral di TikTok. Cara-cara luar biasa dalam berangkat haji itu menarik perhatian karena menunjukkan tekad yang besar. Tapi, di belakang fenomena yang ekstrem itu tersimpan kenyataan pahit, di antaranya persepsi yang salah tentang ibadah haji masih memengaruhi rendahnya kepedulian sebagian Muslimin terhadap isu-isu kemanusiaan.

    - Advertisement -

    Secara umum, sebagaimana diingatkan oleh Hasan Hamadi di dalam Konferensi Internasional bertajuk “Peran Haji Dalam Memperkuat Kerjasama Dan Persatuan Umat Islam” di Jakarta pada 3 Oktober 2010, Nabi Ibrahim AS menginisiasi haji sebagai simbol penghancuran berhala baik berupa patung, hawa nafsu, maupun tiran di masyarakat. Ulama dari Libanon tersebut juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW. juga menjadikan haji sebagai madrasah agar Kaum Mukminin kompeten di pentas amal salih sebagai figur yang mencerahkan dan menceriakan, serta menjadi pembela kaum yang terlantar dan tertindas.

    Pada saat ini, salah satu isu penting adalah perlawanan terhadap Zionisme atau pembelaan terhadap bangsa Palestina. Spirit ini dapat dipetik dengan sangat gamblang dari haji. Misalnya, dari Masjidilharam sebagai tempat yang aman bagi manusia, dari larangan berkata-kata kotor dan bertengkar, juga dari pantangan memburu binatang dan menebang pepohonan selama beribadah haji. 

    Semangat tersebut harus disebarkan ke tempat-tempat di luar Tanah Suci dan ke waktu-waktu di luar musim haji. Jamaah haji seyogyanya dibimbing untuk merefleksikan manasik kepada kondisi bangsa Palestina. Mereka berdesak-desakan di Muzdalifah dan Mina hanya selama beberapa hari, sedangkan bangsa Palestina hari demi hari mengantri makanan dan tidak dapat menikmati rasa aman karena terus dihujani dengan bom dan rudal oleh tentara Zionis.

    Musuh-musuh kemanusiaan tentang menentang upaya mengaitkan ritual haji dengan perlawanan terhadap kolonialisme karena hal ini mengancam eksistensi mereka. Mereka pasti berusaha mereduksi ibadah haji agar terlepas dari substansi sosial, politik, dan ekonominya. Mereka senang jika umat Islam puas dengan sekadar mengulang-ulang lelucon tentang iblis yang membalas melemparkan batu di jamarat dan berkata, “Sesama setan jangan saling melempar batu.” Mereka tidak ingin umat Islam melemparkan batu kepada diri mereka, para iblis kolonialis yang kasat mata. 

    Tapi, Bapak Para Nabi dan Nabi Pamungkas telah memberi teladan agar ibadah haji berdampak positif terhadap kondisi umat manusia. Dengan menghirup spirit Masjidilharam dan Masjidunnabi, kita harus terbebas dari pengaruh propaganda penjajah Masjidilaqsa, tempat tujuan Isra Nabi Muhammad SAW. dan kiblat salat pertama umat Islam. Lalu, dengan menghirup semangat wukuf di Arafah, kita harus menjadi pelopor persatuan umat manusia, pembela kaum tertindas di Palestina dan di mana saja, dan menjadi hiasan bagi indahnya ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

    *Penulis anggota Free Palestine Network (FPN).

    - Advertisement -

    21 COMMENTS

    1. “Dan shalat mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu ittu. ”

      “,,,,,, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya,,,,,,,,, “

    2. Saya sependapat bahwa ibadah haji memiliki dimensi sosial, politik, budaya dan ekonomi. Dan itu semua cukup menjadi sumber kekuatan progresif bagi sebuah masyarakat untuk menciptakan suatu peradaban yang besar. Namun, ironisnya mayoritas kita lebih puas menerima bahwa ibadah haji, adalah ritual belaka, atau hanya wisata yang menunjukan status sosial seseorang. Saya sendiri tidak begitu tahu sejak kapan pandangan seperti itu diterima oleh mayoritas muslim, tetapi melihat dari fenomena yang muncul, sepertinya ini merupakan masalah sistemik yang telah mengakar lama dan sengaja dirawat dan dipertahankan oleh pihak yang berkepentingan. Coba saja, anda tidak akan dibiarkan berkumpul lebih dari lima orang dalam waktu yg lama.

      Bayangkan jika substansi dari ibadah haji benar-benar dijalankan, kekuatan luarbiasa apa yang dimiliki oleh umat muslim; interaksi sosial, kultural, politik, dan ekonomi antara muslim sedunia dengan latar belakang yang berbeda mestinya memberikan begitu banyak kekayaan gagasan dan daya dorong yang dibutuhkan umat muslim.

    3. Di saat tingginya antusias umat melaksanakan haji dan umroh saat ini, apakah sudah sejalan dengan makna haji/umroh? Atau umroh hanya ibadah ritual tanpa makna. Dan dimanfaatkan kaum kapitalis untuk meraih keuntungan.

      • MEMAHAMI HAJI SECARA KONSEPSI ADALAH SUARAT AL-FATIHAH,MEMAHAMI HAJI SECARA SIMBOL ADALAH RITUAL IBADAH HAJI,SEDANGKAN MEMAHAMI HAJI SECARA IMPLEMTASI KEHIDUPAN BAIK INDIVIDU MAUOUN SOSIAL PERADABAN ADALAH DENGAN MEMAHAMI PERJALAN SEJARAH BANGSA INDONESIA YANG MEMBAWA PRINSIP KEMERDEKAAN SERTA VISI MEWUJUDKAN PERDAMAIAN DAN PERSAUDARAAN BANGSA-BANGSA.
        MELALUI KENDARAAN #PANCASILA#UUD1945#NKRI#BTI.
        salam Nasional merdeka ✋

    4. Problem utamanya harus kita telusuri, motif utama dari konflik Palestina tidak bukan hanya soal perbedaan keyakinan dan hegemoni atas dasar perintah keyakinan, melainkan aspek geoekonominya, kita harus jelih untuk menyikapi.
      Sekali kita membuka lebih dalam tentu ada komitmen Israel dan AS untuk memainkan peran aktif menjaga tepi pantai Palestina yang notabenenya adalah gravitasi ekonomi dunia.

    5. Hikmah yang dapat diambil semangat dari Ibadah Haji dengan perjuangan Rakyat Palestina adalah Kesabaran dan ketabahan.
      Sama seperti Jamaah Haji yang harus menempuh perjalanan Panjang dqn melelahkan untuk mencapai tanah Suci, Rakyat Palestina juga harus menempuh perjalanan panjang dan melelahkan untuk mencapai kemerdekaan dab kebebasan.JemaahHajj juga harus mengorbankan waktu,biaya,dan tenaga untuk Ibadah Haji.
      Begitu juga dengan Rakyat Palestina yang harus banyak mengorbankan banyak Hal termasuk nyawa mereka sendiri untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan. Ibadah Haji mengajarkan Kita tentang pentingnya persatuan dan kesatuan.Jemaah Haji dari berbagai Negara dan latar belakang berkumpul dan melakukan Ibadah besama sama. Begitujua dengan Rakyat Palestina yang harus bersatku dengan bergotong royong untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kebasan Palestina..

    6. Ketika ibadah haji dianggap sekedar ritual tanpa makna, maka kaum muslimin yg melaksanakan haji dan umrah hanya mendapatkan rugi dua kali. Kerugian menggelontorkan dana (ongkos haji/umrah ) yg cukup besar, namun dana itu digunakan untuk membiayai pembunuhan terhadap saudara sendiri di Palestina.

      • betul pak,
        padahal bila haji dimaknai sebagai satu gerakan ya pak,
        sungguh luarbiasa hasilnya.
        saya bayangkan misallTotal kuota haji Indonesia tahun ini adalah 221.000 jemaah.
        221.000 * @ Rp. 30 juta
        terkumpul Rp. 6630.000.000.000,- (enam trilyun enam ratus tiga puluh milyar) fantastis.
        dana tersebut disumbangkan ke palestina. sunggu luar bisa.

        Padahal ada nama yang diukir dalam khasanah Islam yaitu Abdullah bin Al-Mubarak.
        Kisah hamba Allah yang sedekahkan uang haji untuk fakir miskin di sekitarnya. Sebagai ganti, Allah menyuruh malaikat untuk menggantikan hajinya.

        sekali lagi bila haji di artikan sebagai suatu gerakan, maka sah sah saja kita sejenak menggunakan mode haji Abdullah bin Al-Mubarak.

    7. Haji sekarang ini sering lebih jadi ajang pamer perjuangan fisik dan konten viral ketimbang momen refleksi spiritual dan kepedulian sosial. Padahal esensinya bukan soal jalan kaki ke Mekah, tapi tentang membangun keberpihakan pada yang tertindas, bukan sekadar melempar batu ke tiang kosong, tapi berani melawan kezaliman nyata.

    8. Hajji menggambarkan arti PengHambaan &Tunduk pd satu titik yaitu Allah SWT,juga Menggambarkan arti dari Persatuan dan Mengalahkan Hawa Nafsu ..

    9. Ali Syariati dalam buku makna Haji mengatakan Haji bukanlah sekadar prosesi lahiriah formal belaka, melainkan sebuah momen revolusi lahir dan batin untuk mencapai kesejatian diri sebagi manusia. Dengan kata lain, orang yang sudah berhaji haruslah menjadi manusia yang “tampil beda” (lebih lurus hidupnya) dibanding sebelumnya. Dan ini adalah kemestian. Kalau tidak, sesungguhnya kita hanyalah wisatawan yang berlibur ke tanah suci di musim haji, tidak lebih!

    10. Hari ini orang berani berjalan ribuan kilometer demi viralnya haji, tapi tak sanggup melangkah sejengkal pun untuk membela Palestina. Mereka lempar batu ke jumrah dengan penuh semangat, tapi lupa bahwa ada penjajah nyata yang tak pernah disentuh oleh doa, apalagi keberanian. Di Arafah mereka menangis minta ampun, tapi saat Gaza menangis minta tolong, mereka bungkam. Haji jadi tontonan, bukan kesadaran. Manasik jadi rutinitas, bukan revolusi nurani.

    11. Berani jalan kaki ke Mekah demi konten, tapi takut melangkah membela Palestina. Lempar jumrah semangat, lempar penjajah ogah. Haji viral, nurani gagal.

    12. Rahadian Abdul Latif Kertopengalasan Alibasyah adalah salah satu Jendral Pangeran Diponegoro yang multitalen, seorang adminstratur pembangun wanua, yg ditunjukkan dengan gelarnya kerto pengalasan, seorang penegak perang sabil ditunjukkan dengan nama nunggak semi, Abdul Latif, yang sebelumnya nama Abdul Latif adalah nama ulama daru Bantul yang gugur sahid dalam pertempuran, lalu nama itu di tunggak semikan oleh Diponegoro kepada Kramawijaya Kertopengalasan, seorang petarung yang gigih dengan mengepalai pasukan Santri Suranata yang kumudian menjadi komandan Pasukan wanengprang dg pangkat tertinggi, Alibasyah. Seorang penulis buku sejarah perang Jawa Perang Diponegoeo berjudul Babad Diponegoro Kedung Kebo, dan menjadi satu satunya Babad Diponegoro yang ada gambarnya… karena dalam babadnya Kramawijaya melukis 9 lukisan dengan latar perang Jawa…

      Dimasa mudanya, karena kepiawainya itu, kramawijaya diberi hadiah oleh Kasultanan Yogyakarta untuk naik haji, dan spirit haji inilah yang kemudian membawa kramawijaya bergabung dengan Pangeran Diponegoro…

      Di akhir perang Jawa, Kramawijaya pengalasan masih berusaha memelihara semangat anti kolonialisme dengan melakukan naik haji…kali ini pengalasan dengan biaya sendiri… diawali dengan menjual dua bilah kerisnya yang menyertai perangnya, hingga menjadi kuli, yang mengantarkanya ia dapat kembali menunaikan haji…

      Sekembalinya ke Jawa, Pengalasan menyusup ke Kajoran, sebuah desa paling panas yang sempat menjadi pengobar perang anti kolonilasime dibawah trah keturunan sunan Tembayat.. di desa itulah pengalasan wafat… dan memwasiatkan agar kelak didekay kuburnya ditanam pohon Melati, sesuai pakem “narawandira salokapatra” bahwa para haji itu “malati” (yang menyebabkan bencana segala bentuk kedzaliman dan penindasan kolonialisme)…

      Sayang bangsa ini tak terlampau mau mengenali peran haji yang punya daya “walat” terhadap kolonilisme itu…

    13. Berbicara soal ibadah ritual, khususnya haji, tentulah akan menarik minat umat Islam dimanapun mereka berada. Di Indonesia misalnya, slot hajinya sangat terbatas, mana antriannya begitu panjang pula. Bisa dibayangkan betapa menggebu dan membuncahnya rasa mereka yang akhirnya dapat giliran untuk berhaji.

      Nah yang perlu menjadi perhatian serius adalah bagaimana agar ritual ibadah berjalan seirama dengan perjalanan spiritual pelakunya. Inilah sebenarnya yang manusia butuh tanamkan pada diri masing-masing. Bergerak melatih jiwa agar ibadah yang dilakukan bukan berhenti pada fase olah raga alias ritual semata, tetapi menggapai kemajuan secara spiritual, intisari dari sebuah ibadah ritual. Proses kesempurnaan diri yang mungkin kurang porsinya.

      Apabila manusia berhasil menyelaraskan kesadaran beritual dengan peningkatan spiritual, maka nilai kemanusiaannya dengan sendirinya akan terasah dan terbentuk dengan baik. Alhasil, empati dan akhlaq mulia akan menghiasi dirinya. Semangat hajinya berpacu dengan gelora kasih sayangnya kepada bangsa yang kini masih tertindas, Palestina.

      Kita tentu berharap agar gelar haji yang disandang setelah menyempurnakan ibadah rukun islam kelima ini memberi efek besar terhadap perubahan positif bagi bertambahnya pula jumlah pembela kaum mustad’afin di muka bumi.

    14. Pesan-pesan haji dari Rasulullah saaw sudah menjadi Sunnah Nabi saaw. Di masa kini, pesan² haji itu datang dari pemimpin tertinggi Iran (rahbar) sebagai manifestasi sunnah Nabi saaw. Karena ibadah haji adalah ibadah yg mempertemukan kaum muslimin dari seluruh dunia, maka ibadah haji adalah saat yg paling tepat untuk menyadarkan kaum muslimin tentang musibah kemanusiaan terbesar saat ini seperti yg menimpa saudara² kita di Palestina. Ajakan untuk bersatu membebaskan rakyat Palestina dari penjajahan Zionis Israel adalah tema yang paling URGEN untuk disuarakan.

    15. nilai-nilai spiritual dalam ibadah haji dengan perjuangan kemanusiaan, khususnya perjuangan bangsa Palestina.
      Spirit Kemanusiaan dan Keadilan Haji adalah simbol penghancuran segala bentuk kezaliman dan tirani, yang terwujud dalam pengorbanan Nabi Ibrahim AS. Ini adalah simbol bahwa umat Islam harus melawan segala bentuk penindasan, termasuk penindasan terhadap bangsa Palestina yang sedang berjuang untuk kemerdekaan dan keadilan. Dengan melihat haji sebagai proses pembersihan diri dari keburukan dan kesombongan, umat Islam diajak untuk melawan kebatilan dalam berbagai bentuknya, salah satunya Zionisme yang menindas Palestina.

      Kaum Mukminin sebagai Pembela Kaum Tertindas: Nabi Muhammad SAW menjadikan haji sebagai madrasah yang membentuk karakter umat Islam untuk menjadi pembela kebenaran dan keadilan. Umat Islam diharapkan bisa menjadi sosok yang bukan hanya mencerahkan dan menceriakan dunia, tetapi juga membela mereka yang tertindas. Dalam hal ini, Palestina adalah simbol dari kaum yang tertindas oleh agresi militer Zionis, yang seharusnya mendapat perhatian penuh dari umat Islam.

      Refleksi Ibadah Haji dalam Konteks Palestina , umat Islam berkumpul di tempat yang aman, menjalani ritual yang memupuk persatuan dan kedamaian. Spirit ini dapat diterjemahkan dalam upaya membela Palestina, yang sampai saat ini hidup dalam ancaman dan ketidakpastian akibat serangan yang terus-menerus dari pasukan Zionis. Oleh karena itu, refleksi terhadap manasik haji diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina agar mereka bisa merasakan keamanan dan kedamaian yang sama.

      Penolakan terhadap Propaganda Penjajah adalah Adanya usaha yang terus-menerus untuk mereduksi makna ibadah haji sebagai bentuk ritual kosong yang hanya berkutat pada aspek simbolis. Padahal, esensi dari haji itu sendiri mengandung pesan sosial dan politik yang mendalam. Jika umat Islam hanya terfokus pada aspek-aspek ritualistik tanpa memperhatikan kontek sosial yang lebih luas, maka perjuangan Palestina bisa terpinggirkan. Oleh karena itu, haji harus dijadikan momentum untuk menentang penindasan, termasuk penindasan terhadap Palestina.

      Mengambil Teladan dari Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS: Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS memberikan contoh bagaimana agama harus berperan aktif dalam mengatasi ketidakadilan dan penindasan. Nabi Ibrahim yang melawan berhala dan Nabi Muhammad yang memperjuangkan hak-hak manusia menunjukkan bahwa umat Islam harus berdiri teguh untuk menegakkan keadilan, termasuk dalam masalah Palestina.

      Spirit Masjid Al-Aqsa sebagai Kiblat Pertama Umat Islam: Masjid Al-Aqsa, yang merupakan tempat tujuan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW, memiliki makna penting dalam perjuangan Palestina. Umat Islam harus menjaga dan membela tempat yang menjadi bagian dari sejarah spiritual mereka, terutama dalam menghadapi penjajahan dan penghinaan terhadap bangsa Palestina. Ini juga menjadi peringatan akan pentingnya persatuan umat Islam dalam menghadapi tantangan global.

    16. “Peran Haji Dalam Memperkuat Kerjasama Dan Persatuan Umat Islam” di Jakarta pada 3 Oktober 2010, Nabi Ibrahim AS menginisiasi haji sebagai simbol penghancuran berhala baik berupa patung, hawa nafsu, maupun tiran di masyarakat. Ulama dari Libanon tersebut juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW. juga menjadikan haji sebagai madrasah agar Kaum Mukminin kompeten di pentas amal salih sebagai figur yang mencerahkan dan menceriakan, serta menjadi pembela kaum yang terlantar dan tertindas.

      Pada saat ini, salah satu isu penting adalah perlawanan terhadap Zionisme atau pembelaan terhadap bangsa Palestina. Spirit ini dapat dipetik dengan sangat gamblang dari haji. Misalnya, dari Masjidilharam sebagai tempat yang aman bagi manusia, dari larangan berkata-kata kotor dan bertengkar, juga dari pantangan memburu binatang dan menebang pepohonan selama beribadah haji.

      Semangat tersebut harus disebarkan ke tempat-tempat di luar Tanah Suci dan ke waktu-waktu di luar musim haji. Jamaah haji seyogyanya dibimbing untuk merefleksikan manasik kepada kondisi bangsa Palestina. Mereka berdesak-desakan di Muzdalifah dan Mina hanya selama beberapa hari, sedangkan bangsa Palestina hari demi hari mengantri makanan dan tidak dapat menikmati rasa aman karena terus dihujani dengan bom dan rudal oleh tentara Zionis.

      Musuh-musuh kemanusiaan tentang menentang upaya mengaitkan ritual haji dengan perlawanan terhadap kolonialisme karena hal ini mengancam eksistensi mereka. Mereka pasti berusaha mereduksi ibadah haji agar terlepas dari substansi sosial, politik, dan ekonominya. Mereka senang jika umat Islam puas dengan sekadar mengulang-ulang lelucon tentang iblis yang membalas melemparkan batu di jamarat dan berkata, “Sesama setan jangan saling melempar batu.” Mereka tidak ingin umat Islam melemparkan batu kepada diri mereka, para iblis kolonialis yang kasat mata.

      Tapi, Bapak Para Nabi dan Nabi Pamungkas telah memberi teladan agar ibadah haji berdampak positif terhadap kondisi umat manusia. Dengan menghirup spirit Masjidilharam dan Masjidunnabi, kita harus terbebas dari pengaruh propaganda penjajah Masjidilaqsa, tempat tujuan Isra Nabi Muhammad SAW. dan kiblat salat pertama umat Islam. Lalu, dengan menghirup semangat wukuf di Arafah, kita harus menjadi pelopor persatuan umat manusia, pembela kaum tertindas di Palestina dan di mana saja, dan menjadi hiasan bagi indahnya ajaran Islam yang rahmatan lil
      ChatGPT bilang:
      Berikut komentar yang mendukung Palestina berdasarkan bacaan tersebut:

      “Spirit haji sejatinya bukan hanya ritual, tetapi juga panggilan untuk membela yang tertindas. Seperti yang dijelaskan dalam konferensi tersebut, haji mengajarkan kita untuk menentang tirani dan berhala zaman modern, termasuk kolonialisme Zionis. Kita sebagai umat Islam harus menjadikan semangat dari Masjidilharam dan wukuf di Arafah sebagai dorongan moral untuk berdiri bersama rakyat Palestina—mereka yang setiap hari hidup dalam ketakutan dan penindasan. Jangan biarkan makna sosial-politik haji direduksi. Haji adalah panggilan kemanusiaan, dan Palestina adalah medan nyata bagi kita untuk mewujudkannya.

    17. Uni Emirat Arab sudah kembali lagi ke jaman jahiliyah, dmna sebelumnya mereka menyembah berhala dan skrg mereka kembali lagi sebagai pengikut setan besar israel dan amerika. Mereka yg berkeliling mengelilingi Ka’bah seolah buta akan penindasan yg terjadi di Palestina, mereka berhaji hanya untuk kepuasan dan gaya mereka, mereka lupa kiblat pertama umat islam ada di Palestina yg saat ini sedang di musnahkan oleh para zionis biadab itu. Dan uang dari ibadah haji mereka saat ini untuk membunuh saudara mereka sendiri, mereka berkeliling Ka’bah seperti manusia yg berkepala hewan. Bukankah membantu saudara yg terdzolimi dan kesusahan lebih baik ketimbang haji seribu kali, yg jelas² hajinya mereka saat ini keuntungan nya di gunakan untuk membunuh saudara di Palestina.

    18. Esensi ibadah haji yang sebenarnya adalah meneladani betapa sulitnya Nabi Ibrahim as beserta anak dan istrinya yakni Nabi Ismail as dan Siti Hajar serta penelusuran yakni Rasulullah Saw. Sayangnya ibadah haji sekarang lebih mengarah ke kapitalisme yakni uang hasil haji digunakan untuk membiayai genosida di Yemen, Palestine, Lebanon, Syria, Sudan, dan Congo sehingga makna haji yang sebenarnya menjadi hilang. Belum lagi hedonisme setelah pulang dari ibadah haji dipanggil “hajji” dan “hajjah” seolah-olah dia adalah manusia yang penuh suci padahal masih ada dosa yang kita tidak sengaja atau bahkan sengaja. Tugas kita yang belum pergi berhaji adalah mempelajari makna haji yang sebenarnya adalah perlawanan kapitalisme dengan persatuan.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here