
Swarthmore College mengumumkan bahwa sembilan orang yaitu mahasiswa dan alumninya ditangkap setelah dibubarkannya perkemahan pro-Palestina di kampus. Perkemahan itu sudah berlangsung empat hari oleh Swarthmore Students for Justice in Palestine. Mereka juga mengajak masyarakat untuk bergabung dalam protes tersebut. Para pengunjuk rasa itu menggunakan masker dan agar tidak teridentifikasi secara akurat selama perkemahan.
Mereka menginginkan kampus menarik diri dari perusahaan-perusahaan yang memiliki kontrak dengan pemerintah Israel. Namun pihak kampus seperti tidak berpihak kepada para pengunjuk rasa. Swarthmore memberikan batasan terhadap akses kendaraan ke kampus dan menyarankan masyarakat untuk menghindari area kampus tersebut. Bahkan pejabat Swarthmore sempat meminta para pengunjuk rasa untuk bubar dan diancam bisa mendapatkan skorsing sementara.
Mereka merasa jika beberapa bagian properti kampus telah dirusak oleh massa pengunjuk rasa tersebut. Pihak Swarthmore juga keberatan karena massa pengunjuk rasa terus bertambah akibat ajakan-ajakan di media sosial. Hasilnya, Swarthmore memberikan tujuh skorsing sementara kepada para mahasiswa yang berhasil teridentifikasi. Para pejabat kampus ini juga mengeluarkan surat peringatan pelanggaran bagi semua orang di perkemahan dan meminta mereka agar segera meninggalkan area tersebut.
Bila surat peringatan itu diabaikan, hal itu akan mengakibatkan tuntutan pelanggaran pidana. Pihak Swarthmore juga menghimbau kepada para pengunjuk rasa bahwa perkemahannya harus berhenti paling lambat pukul 1 siang, Sabtu (3/5). Aksi perkemahan pro-Palestina sendiri sudah berlangsung sejak Kamis (1/5). Sebanyak 20 personel kepolisian turun tangan pada Sabtu pagi dan mengusir para pengunjuk rasa untuk meninggalkan perkemahan atau akan ditangkap.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>






