
Gerakan global kini menyerukan agar Israel dikeluarkan dari dunia sepak bola internasional, sebagai respons atas dampak perang di Palestina yang semakin memakan korban di dunia olahraga. Laporan terbaru menyebut bahwa korban akibat serangan udara Israel terhadap komunitas olahraga Palestina sudah sangat tinggi.
Seorang pemain usia 14 tahun dari klub Gaza Al-Hilal, Mohammed Ramez Al-Sultan, tewas beserta 14 anggota keluarganya dalam satu serangan. Sebelumnya, pemain lain seperti Malik Abu Al-Amaren juga ditembak saat menunggu bantuan makanan.
Nama-nama legenda sepak bola Palestina seperti Suleiman al-Obeid (dijuluki “Pelé Palestina”) dan Mohammed Barakat turut menjadi bagian dari daftar korban yang terus bertambah. Menurut Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA), lebih dari 774 orang dari komunitas olahraga termasuk 355 pemain sepak bola telah tewas atau hilang.
Beberapa stadion juga rusak hebat; bahkan stadion utama Gaza dilaporkan dijadikan lokasi penahanan atau penyiksa oleh pasukan militer Israel. Untuk merespons tragedi berkepanjangan ini, kampanye bertajuk “Game Over Israel” diluncurkan di Times Square, New York.
Tujuannya adalah meminta FIFA dan UEFA untuk menghentikan Israel dari kompetisi internasional, sama seperti tindakan yang diambil terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina.
Ikut bergabung dalam kampanye ini tokoh-tokoh sepak bola dan budaya internasional seperti Eric Cantona, Gary Lineker, Walter Zenga, serta figur publik seperti Liam Cunningham dan Yanis Varoufakis.
Mereka mengecam ketidakadilan “dua standar” dalam sepak bola internasional. “Sekarang sudah lebih dari 700 hari genosida, tetapi Israel masih bermain. Mengapa standar ganda? FIFA dan UEFA harus menggantung Israel.” tegas Cantona seperti dikutip dari Coastal Digest.
Beberapa negara juga merespons. Perdana Menteri Spanyol menyerukan larangan untuk klub-klub Israel, asosiasi pelatih Italia menuntut suspensi, dan Norwegia menyatakan akan menyumbangkan hasil dari pertandingan melawan tim Israel untuk bantuan Gaza.
Kritik terhadap FIFA & UEFA
Bersambung ke halaman selanjutnya –>







Boikot penjajah ( Israel ) untuk sepak bola piala Dunia..
Sebagaimana Rusia di piala dunia Qatar..
.
.
Bahkan_Zionis lebih dari itu..✌️
Sampai kapan FIFA dan UEFA terus menutup mata? Rusia bisa vlangsung disingkirkan, tapi Israel yang telah membantai anak-anak Palestina, menghancurkan stadion, bahkan menghabisi generasi atlet muda, masih bebas berlaga seolah tidak terjadi apa-apa.
Ini bukan sekadar pelanggaran olahraga, tapi penghinaan terhadap kemanusiaan. Setiap gol yang mereka cetak di lapangan adalah noda darah dari anak-anak Gaza yang dibunuh.
Tidak ada lagi ruang bagi Israel di dunia sepak bola. Mereka bukan sekadar lawan di lapangan, tapi simbol kekejaman yang sudah melampaui batas nalar.
Mari boikot entitas zionis israel dalam bidang apapun dimanapun. Karena menerima sebagian sama dengan menerima keseluruhan, sedangkan kejahatan israel sangat nyata malah sedang mengolok2 ujaran perdamaian yang selama ini menjadi jargon banyak negara.