
Suasana Stadion Mendizorroza, markas Deportivo Alavés di Vitoria, Spanyol, berubah menjadi lautan solidaritas kemanusiaan pada akhir pekan lalu. Dalam laga La Liga melawan Elche, para pendukung Alavés menyuarakan penolakan mereka terhadap perang dan genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.
Aksi ini dilakukan dengan cara yang simbolis dan menggetarkan. Sejumlah suporter mengenakan kufiya, syal khas Palestina yang menjadi simbol perlawanan, serta membawa boneka-boneka yang dibungkus kain merah menyerupai kain kafan.
Boneka-boneka tersebut melambangkan anak-anak Palestina yang menjadi korban dalam serangan brutal di Gaza. Spanduk dan poster dengan tulisan seperti “Lebih dari 20.000 anak terbunuh di Gaza”, “Hentikan genosida”, serta “Palestina Merdeka” juga terbentang di tribun.
Beberapa di antaranya menampilkan lukisan Guernica karya Pablo Picasso dengan warna-warna bendera Palestina, sebuah simbol yang mengingatkan dunia pada tragedi pemboman kota Guernica pada masa perang saudara Spanyol. Aksi kemanusiaan ini tidak berdiri sendiri. Sehari sebelumnya, Athletic Club Bilbao juga menyuarakan dukungan serupa melalui pesan bertajuk “Athletic untuk Palestina Hentikan Genosida”.
Rangkaian aksi ini menunjukkan bahwa solidaritas terhadap rakyat Palestina kini juga tumbuh kuat di kalangan komunitas sepak bola Spanyol. Protes dari publik Eropa, termasuk dari pendukung Alavés dan Bilbao, datang di tengah meningkatnya eskalasi serangan Israel di Gaza.
Berdasarkan laporan terakhir, agresi militer yang berlangsung sejak Oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 67.639 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Meski kecaman global terus mengalir, tindakan kekerasan tersebut belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Suara-suara perlawanan dari stadion-stadion sepak bola pun kini menjadi salah satu bentuk ekspresi moral yang berusaha menggugah kepedulian dunia. Aksi solidaritas suporter Deportivo Alavés ini menjadi bukti bahwa sepak bola bukan sekadar olahraga, melainkan juga ruang kemanusiaan, tempat di mana suara untuk keadilan dan kemerdekaan bisa menggema, bahkan dari tribun penonton.






