More

    Krisis Besar Mengguncang Dunia Akademik Israel

    Demonstran memegang poster boikot Israel dalam sebuah demonstrasi di Bandung. (Foto: bbc)

    Krisis besar tengah mengguncang dunia akademik Israel. Media berbahasa Ibrani Haaretz mengonfirmasi bahwa sejak dua tahun terakhir, lebih dari 1000 kasus boikot ilmiah menimpa lembaga dan peneliti Israel. Menjadi sebuah angka yang meningkat tiga kali lipat dibandingkan 2023. 

    Para ahli menilai kondisi ini sebagai ancaman serius bagi masa depan ilmiah Israel, bahkan berpotensi menghapus nama negara itu dari peta riset global. Fenomena ini tidak hanya berupa pemutusan kerja sama formal, melainkan juga bentuk “sanksi tersembunyi”. 

    Tidak ada pengumuman resmi, tetapi banyak akademisi Israel disingkirkan secara diam-diam dari kolaborasi, publikasi jurnal, hingga undangan konferensi internasional.“Boikot tersembunyi terhadap Israel jauh lebih luas dari yang tercatat,” tulis Haaretz. 

    - Advertisement -

    Dampak paling besar dialami peneliti muda, yang kini menghadapi masa depan akademik yang tak pasti. Rektor Universitas Tel Aviv, Profesor Ariel Porat, mengakui situasi ini sebagai masa paling sulit bagi komunitas ilmiah Israel.

    “Kita berada dalam situasi terburuk dari sudut pandang boikot akademis yang pernah kita alami,” ujarnya. “Kami berharap kondisi akan membaik setelah perang berakhir, tetapi permusuhan terhadap Israel belum hilang.” sambungnya. 

    Lebih dari 40 universitas internasional memutus hubungan dengan lembaga-lembaga riset Israel. Di Eropa, Universitas Ghent (Belgia), Universitas Amsterdam (Belanda), dan lembaga riset CNRS (Prancis) menangguhkan semua kolaborasi setelah laporan pelanggaran HAM di Gaza. 

    Harvard Kennedy School bahkan membatalkan kuliah tamu dari pejabat Israel. Langkah-langkah ini menciptakan efek domino di seluruh dunia akademik Barat. Menurut laporan Science|Business (Juli 2025), lebih dari 200 institusi riset Eropa menghentikan kolaborasi dengan universitas Israel, menyebabkan negara itu kehilangan akses terhadap hibah penelitian senilai ratusan juta euro.

    Israel selama ini dikenal sebagai pusat riset dan inovasi, dari teknologi chip hingga biomedis. “Kami mulai merasa sendirian di dunia sains,” kata seorang peneliti dari Technion kepada The Guardian. “Mereka tak lagi melihat kami sebagai ilmuwan, melainkan bagian dari mesin perang.” sambungnya.

    Namun kini, reputasi itu perlahan luntur. Para ilmuwan muda mengaku sulit menembus jurnal internasional, dan beberapa memilih meninggalkan negeri mereka demi bisa terus meneliti tanpa stigma politik. Menurut Yossi Mekelberg, dosen hubungan internasional di Chatham House, boikot ini merupakan bentuk tanggung jawab moral komunitas global.

    Sementara Mouin Rabbani dari Arab Center Washington DC menyebut isolasi akademik ini sebagai buah dari kesombongan politik Israel sendiri. “Ilmu tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai kemanusiaan. Ketika negara menggunakan teknologi untuk menindas, maka sains ikut dimintai pertanggungjawaban,” ujar Mekelberg.

    Penurunan Dari Publikasi ke Pendanaan

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    7 COMMENTS

    1. Tujuan ilmuan memproduksi ilmu adalah untuk mensejahterakan kehidupan manusia. Tujuan mulia ini sangat erat hubungannya dengan kemanusiaan dan tidak akan tercapai jika nilai nilai kemanusiaan itu sendiri tidak tertanam dalam dirinya atau dengan kata lain jika ilmuan itu immoral. Maka sangat pantas boikot keilmuan ini dilakukan untuk memberikan efek jera atau menghukum serta menyadarkan pelaku keburukan, kedholiman, kejahatan yang diluar batas kemanusiaan ini.

    2. ya memang, israel dengan sistem zionisnya adalah benteng terakhir kolonialis, dan siapapun tak akan dapat mencegah keruntuhan dan hilangnya sistem tersebut karena keluar dari fitrah manusia.

    3. Boikot akademik ini menunjukkan dunia tak lagi bisa menutup mata terhadap kejahatan kemanusiaan. Ilmu dan moral harus berjalan seiring., Free Palestine

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here