Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) mengembangkan sebuah teknologi untuk mencegah terdamparnya paus di lautan. Mereka menamakannya dengan Instrumentasi Pencegah Paus Terdampar (INPASTER).
Para mahasiswa ini adalah Melynda Dwi Puspita (FPIK), Anas Nurhidayah (FPIK), Dino Keylas (FILKOM), Achmad Andriansyah (FILKOM) serta Rizky Agung Pratama (FT). Teknologi yang mereka gunakan memanfaatkan gelombang ultrasonik yang dapat diatur kekuatan frekuensi gelombangnya agar dapat diterima paus.
Inovasi ini dibuat seiring banyaknya paus yang terdampat di Indonesia. Fenomena memprihatinkan ini salah satunya disebabkan oleh gangguan pada sistem ekolokasi akibat alat buatan manusia yang menyebabkan polusi suara.
Paus memiliki sistem ekolokasi (echolocation) untuk mencari makan dan mendapatkan petunjuk arah. Suara asing yang ditimbulkan dari kegiatan manusia mampu menyamarkan suara yang diproduksi para mamalia laut tersebut, kebisingan di laut juga mengubah perilaku dan membuat mereka menjauh dari habitat asalnya dan akhirnya mendekati bibir pantai.
Komponen utama INPASTER adalah ultrasonic generator, piezoelectric dan solar cell. INPASTER memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi yang digunakan untuk memberi daya pada ultrasonic generator untuk menghasilkan gelombang listrik dengan frekuensi tertentu.
INPASTER mampu menghasilkan gelombang ultrasonik dengan rentang frekuensinya (0-1000 kHz). Sehingga tidak hanya dapat digunakan untuk mencegah paus terdampar tapi juga hewan laut lain dengan kemampuan ekolokasi. Hewan tersebut yaitu pada Bangsa Cetacea atau mamalia laut, seperti lumba-lumba dan duyung (dugong).
“Untuk menerapkan pada mamalia laut lain, hanya tinggal mengatur kekuatan frekuensi gelombang sonar yang sesuai dengan yang dimiliki oleh bangsa Cetacea,”kata Melynda.
Sejumlah kelebihan lain INPASTER antara lain bisa diatur frekuensi gelombang sonar yang dihasilkan, tidak mengganggu pergerakkan kapal dan kegiatan nelayan saat menangkap ikan. Selain itu adalah ramah lingkungan karena menggunakan sinar matahari yang dayanya disimpan dalam baterai atau accu yang tersedia dalam alat.
Alat ini sendiri didesain melayang, sehingga INPASTER diletakkan di dalam laut dengan kedalaman minimal lima meter. Selain itu, INPASTER diberi pelampung sebagai penanda bagi nelayan dan kapal.[]