MSN
Secara misterius sebuah kawah raksasa di Siberia Utara mengejutkan banyak orang. Dugaan para ilmuwan iklim, kawah raksasa ini muncul karena peningkatan temperatur dan bisa saja menyimpan konsekuensi lainnya.
Lahan yang sudah lama membeku di salah satu provinsi Rusia yang disebut Permaforst mencair. Hal ini memicu perubahan besar pada lanskap dan ekologi kawasan itu, serta mungkin saja menyebabkan bencana yang mengancam nyawa manusia.
“Lapisan permaforst ini terakhir kalinya meleleh 130.000 tahun yang lalu. Ini adalah fenomena alam yang terjadi karena perubahan dari orbit bumi,” jelas Dr Gideon Henderson Profesor Ilmu Bumi di Universitas Oxford.
Dalam kondisi normal, permaforst ini mengatur jumlah karbon di lingkungan dengan menyerap dan menyimpan sebagian karbon yang dikeluarkan oleh manusia sebagai akibat dari pembakaran bahan bakar fosil.
Apa yang terjadi di Siberia adalah kebalikannya, “Ketika lapisan penutup tersebut terbuka, maka karbon akan terlepas dan ini mempercepat laju pemanasan di masa mendatang,” jelas Henderson.
“Satu yang pasti, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Laju pemanasan yang terjadi 130.000 tahun silam lalu terjadi selama ribuan tahun. Sedangkan apa yang kita lihat terjadi sekarang adalah akibat dari pemanasan beberapa dekade atau satu abad saja.”
Lebih lanjut Henderson mengatakan pemanasan juga yang mengakibatkan terjadinya longsoran lapisan es yang lebih cepat. Pencairan permaforst ini akan menyebabkan banyak efek penting pada iklim.
Sebuah lingkaran setan telah tercipta, pemanasan yang melepaskan banyak karbon akan menyebabkan pemanasan yang lebih besar lagi.
Sejak tahun 2014, beberapa lubang besar mulai ditemukan di wilayah ini. Lubang sebesar 50 kaki adalah lubang pertama yang ditemukan. Beberapa hipotesis tentang kawah ini terbentuk belum dapat dibuktikan.
Namun begitu, menurut DR. Vladimir Romanovsky, seorang Profesor Geofisika dari Universitas Alaska Fairbanks mengatakan, meskipun begitu semua penyelidikan ini mempunyai satu fakta yang sama yakni “Bahwa suhu di wilayah ini meningkat.”
Pembentukan kawah-kawah ini tentunya sangat berdampak bagi warga sekitar dan secara perlahan juga akan berdampak pada masyarakat umum. Satu teori menyebutkan, kawah atau lubang tersebut tercipta ketika gas yang terperangkap di dalamnya meledak. Sebut saja gas-gas seperti karbon dioksida, metana ataupun gas rumah kaca.
Menurut perkiraan kasar, dalam 100 tahun, metana mampu membuat bumi lebih panas 34x lebih hebat dibandingkan karbon dioksida. Namun perhitungan tersebut, mengabaikan fakta bahwa metana dari atmosfer akan terurai menjadi karbon dioksida, gas ruma kaca yang kurang berbahaya setelah 10 hingga 20 tahun.
Selama 20 tahun tersebut, potensi pemanasan metana meningkat menjadi 86x lipat lebih hebat dibandingkan karbon dioksida, selidik dari salah satu lembaga perubahan iklim yang bekerja sama dengan pemerintah.
Masih muncul pertanyaan, apakah kawah-kawah ini menyumbang sejumlah gas rumah kaca ke atmosfer.
“Belum ada perkiraan berapa banyak metana yang dilepaskan ke atmosfer, karena kita belum tahu pasti bagaimana kawah tersebut terbentuk,” ujar Romanovsky.
Namun pada kenyataannya, lapisan permafrost diandalkan penduduk untuk infrastruktur. “Saat tanah meleleh, kerata api ambruk, jalan-jalan berantakan, bangunan-bangunan runtuh.. dan itu telah terjadi..” ucap Henderson.
Ancaman-ancaman ini akan terus meningkat sejalan dengan lelehan lapisan permaforst. Sehingga akan semakin banyak masalah yang muncul terutama untuk kawasan industri, kilang minyak dan gas.
Di Rusia, pemerintah dan perusahaan-perusahanan besar terutama gas menyediakan dana penelitian lebih lanjut mengenai fenomena ini. []